Jurus Setia Agar Tak Mudah Berpaling dari Satu Tulisan

13 komentar
Tips jitu agar tidak mudah meninggalkan tulisan lama dan berpaling ke ide baru

Menjadi penulis merupakan pekerjaan yang gampang-gampang susah. Bagaimana tidak. Ketika menulis, mungkin kita bisa bebas menuangkan gagasan, ide, bahkan perasaan yang biasanya tidak mudah untuk disuarakan. Atau mungkin tulisan bisa dijadikan sebagai sumber kekuatan dan kritik pada hal yang kurang selaras. Namun, di sisi lain, penulis juga berperan sebagai agen informasi yang harus menyuguhkan informasi yang kompatibel agar tidak memunculkan informasi yang abu-abu.

Tentu kita setuju bahwa apa yang telah dimulai harus diselesaikan dengan tuntas. Agaknya itulah yang perlu kita terapkan dalam menulis. Kita harus mau dan mampu menyelesaikan tulisan yang kita buat, walau banyak faktor internal maupun eksternal yang menjadi penghambat untuk menyelesaikan sebuah tulisan.

Sebuah diskusi bersama seorang temanku tempo hari, menyadarkan bahwa menyelesaikan tulisan masih menjadi hal yang lumayan berat untuk beberapa penulis. Alasan mengenai terbatasnya waktu luang menjadi kendala yang menyebabkan penulis kerap berhenti menulis. Atau kemunculan ide baru yang dinilai lebih segar, seolah menjadi dorongan bagi mereka untuk meninggalkan ide yang lama dan menulis ide yang baru.

Namun, masalahnya, apakah ide yang baru ditemui itu benar-benar sesuai dengan apa yang diinginkan atau justru akan membuat makin stuck

Nyatanya, beberapa penulis yang kesusahan dalam melanjutkan tulisannya, berpikir bahwa mungkin ide tersebut kurang sesuai dengannya dan merasa ingin mencoba hal baru. Sedangkan jika seorang penulis memilih untuk membangun ide baru, artinya dia harus memulai semuanya dari awal. Entah itu menentukan gagasan tulisan, membuat kerangka tulisan, mencari referensi, dan menuliskannya menjadi sebuah karya. 

Bukan tidak mungkin ketika sudah memulai tulisan yang baru, jalannya akan lebih berliku dari proses sebelumnya. Bahkan bisa jadi tulisan baru akan menghadirkan masalah yang baru pula dan membuat kita berdosa pada banyak karya?

Konsisten Menulis Itu Sulit Enggak, Sih?

Konsisten menulis itu tidak sulit, bergantung pada kebutuhan menulis.

Sebenarnya konsistensi menulis bukan perkara sulit atau tidaknya, tetapi harus dilihat pada prioritas masing-masing penulis. Setiap penulis tentu memiliki waktu masing-masing untuk menulis dan tidak bisa dibandingkan antara penulis satu dengan penulis lainnya. 

Misalkan untuk penulis buku tercetak yang memerlukan waktu lama untuk menggali ide dan riset, tentu mereka tidak dapat dipaksa menulis setiap hari. Karena takutnya jika dipaksa selesai cepat-cepat, hasilnya tidak akan sesuai ekspetasi. Pada blogger pun demikian, mereka memiliki waktu sendiri untuk menulis karena harus memenuhi step-step dalam menulis. Sedangkan pada platform berbayar, mereka harus menulis setiap hari, bahkan bisa lebih dari 1 bab dalam sehari karena ada daily yang harus dipenuhi. Yang mana jika terlalu banyak bolos menulis, bisa-bisa mereka kehilangan royalti tulisan.

Jadi, tidak ada yang salah dalam memilih waktu menulis dan bukan berarti mereka yang tidak menulis setiap hari merupakan penulis yang kurang konsisten. Semua bergantung pada kebutuhan masing-masing karena menulis dengan tekanan justru akan membuat tulisan menjadi stuck.

Namun, perlu diingat bahwa seberapa banyak jeda yang kita gunakan untuk kembali menulis, ada tanggung jawab yang harus diselesaikan. Jangan karena merasa terlalu lama mengambil jeda, jadi hilang keinginan untuk kembali menulis atau justru malah memilih ide baru untuk dituliskan karena merasa bahwa ide lama sudah basi.

Penyebab Mudahnya Berpaling ke Tulisan Lain

1. Bosan

Tidak dapat dipungkiri bahwa menulis merupakan pekerjaan berulang yang kerap menimbulkan kejenuhan, apalagi ketika dilakukan pada waktu sibuk atau ketika pikiran sedang tidak baik-baik saja. Hal yang harus dilakukan ketika bosan bukanlah mengganti ide yang lama dengan ide baru. Namun, tetaplah tenang dan berpikir bahwa itu hanyalah sinyal dari otak yang membutuhkan waktu untuk beristirahat sejenak. Jadi, cukup alihkan kejenuhan itu pada hal yang membuat nyaman, syukur-syukur bisa bertemu dengan hal yang memotivasi untuk kembali menulis.

2. Ada kebutuhan informasi yang bikin pusing

Terkadang penulis ingin menghadirkan konsep tulisan yang unik dan bernilai tinggi untuk pembacanya, tetapi masih kurang tahu detail informasi yang harus dimasukannya. Misalkan saja seorang penulis ingin menciptakan tulisan mengenai kesehatan, sedangkan dia tidak memiliki latar belakang di bidang kesehatan. Pastinya dia akan bingung mengenai sumber informasi utama yang harus dicarinya, istilah apa saja dalam dunia kesehatan, serta hal-hal lain yang harus dimasukannya ke dalam tulisan. Bahayanya, ketika penulis sampai di situasi itu, dia akan diam di tempat karena merasa bingung.

Bingung dan terlalu banyak pikir, dapat menjadi penyebab utama bagi seseorang untuk memutuskan berhenti menulis. Padahal semua bisa diminimalisir dengan mencari referensi yang matang sebelum menulis. Jadi, ketika sudah memulai menulis, kita hanya perlu memasukkan informasi dari hasil riset sebelumnya.

3. Terlalu banyak membaca atau menonton

Meskipun membaca dan menonton itu sangat baik untuk mengembangkan kemampuan menulis. Namun, nyatanya jika terlalu banyak ide yang didapatkan dari bacaan atau tontonan, justru akan menyuguhkan banyak ide kepada kita untuk menuliskannya. Akhirnya penulis berpikir untuk mencoba  menulis dengan konsep baru dan membiarkan tulisan lama terbengkalai begitu saja.

4. Menyepelekan sebuah proses

Menyelesaikan tulisan bukan hanya tentang mengakhiri apa yang telah kita mulai, tetapi juga untuk menghargai setiap proses yang kita lalui. Jika kita tidak pernah menghargai proses yang ada, yakni tentang betapa lelahnya mematangkan konsep, waktu yang terbuang untuk menyusun tulisan, atau betapa sulitnya curi-curi waktu untuk menulis, sudah pasti tidak akan ada niatan untuk menyelesaikan tulisan.

Setidaknya jika ketika banyak godaan untuk menulis konsep yang baru, cobalah untuk menghargai perjuangan yang telah dilalui. Jangan jadikan usaha itu sebagai hal yang sia-sia hanya karena perasaan tidak mampu yang seharusnya masih dapat kita kendalikan.

Tips Agar Tidak Mudah Menyelingkuhi Tulisan

8 cara agar tidak mudah berpaling ke tulisan lain.

1. Tanamkan pikiran bahwa apa yang telah dimulai, harus diselesaikan

Lelah merupakan fase paling wajar yang dilalui manusia, bahkan semua orang pasti pernah merasa lelah. Akan tetapi, lelah bukan alasan untuk berhenti. Karena ada kewajiban yang harus diselesaikan dan kewajiban itu juga menjadi bukti bahwa kita mencintai diri sendiri.

Apa yang telah dimulai, itulah yang harus diselesaikan. Prinsip ini bukan hanya sebuah kalimat agar kita mau menuntaskan tulisan. Namun, sebagai bentuk tanggung jawab kepada diri kita. Kalau dalam hal kecil saja sulit dipenuhi, bagaimana ketika kita mendapat tanggung jawab yang lebih besar? Bisa-bisa kita lari begitu saja.

2. Simpan ide baru dalam catatan, baru tulis ketika karya sudah selesai

Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak godaan dalam menulis, salah satunya muncul ide baru yang dapat membuyarkan ide sebelumnya. Tetaplah tenang dan jangan gegabah dalam mengambil keputusan. Tulis saja ide itu di dalam note Hp atau buku catatan, serta jangan langsung berpikir untuk merealisasikan ide yang muncul karena banyak tahapan yang harus dilalui dalam menulis. 

Jika kita buru-buru menulis ide baru, percayalah bahwa ide tersebut tidak akan matang. Bahkan mungkin akan membuat kita kelimpungan sendiri.

3. Jadikan bacaan sebagai referensi, bukan sebagai alasan untuk berpaling

Fungsi riset bukanlah untuk mencabangkan pikiran kita, melainkan untuk memberikan pemahaman mengenai suatu informasi. Jadi, agar tidak memunculkan ide baru ketika riset, kita harus menambahkan batasan informasi dari informasi utama. Dan bila terpaksa ada informasi lain yang harus dimasukkan bisa kita tambahkan dalam porsi yang sedikit agar tulisan kita tidak melebar-lebar.

4. Ambil waktu refreshing agar pikiran tidak jenuh

Pikiran yang sedang jenuh dapat membuat kegiatan menulis menjadi pekerjaan yang berat. Bahkan kalau kita tetap memaksakan diri untuk menulis, tidak akan berujung baik. Bukannya bisa menghasilkan karya, kita malah stres berat dan tidak dapat melakukan aktivitas lainnya.

Coba ambil waktu untuk istirahat dan cari hal yang membuat nyaman. Lakukan hal yang mampu membuat bahagia, hingga memunculkan kerinduan pada menulis. Baru setelah itu, kobarkan lagi semangat menulisnya.

5. Buat kelengkapan cerita dengan baik

Kerap kali penulis merasa tahapan menulis sangatlah rumit. Menulis fiksi contohnya, harus membuat premis, outline, character plan, sinopsis, dan mengembangkan konflik agar cerita lebih hidup. Tahapan-tahapan itulah yang membuat kita ingin mengalir saja dalam menulis, supaya tulisan kita cepat dimulai.

Eits, menulis secara dadakan tidak sepenuhnya menyenangkan loh. Mungkin saja di awal bab, kita bisa menulis dengan santai karena sudah ada gambaran mengenai apa yang ingin ditulis. Namun, ketika sampai di tengah, biasanya mulai bingung suasana apa lagi yang harus dibangun. Akhirnya tulisan menjadi kacau dan berakibat pada writer block.

Jadi, siapkan saja semua di awal dan masukkan bagian-bagian pentingnya. Jika ketika menulis nanti muncul hal baru, bisa kita revisi ide yang lama, agar tidak terlalu menyimpang dan membuat tulisan jadi tidak jelas tujuannya.

6. Gunakan waktu terbaik untuk menulis

Setiap penulis memiliki waktu sendiri untuk menulis, bergantung pada karakteristiknya. Ada yang suka menulis di pagi hari karena mata masih segar, ada pula penulis yang suka menulis pada malam hari karena waktunya lumayan longgar dan tidak banyak hal yang harus diselesaikan, lalu ada pula yang menulis tengah malam karena suasana lebih tenang.

Jam berapa pun seorang penulis ingin menulis, tidak masalah. Yang penting dia merasa enjoy dan fokus pada tujuan. Lalu yang tidak kalah penting, perhatikan kesehatannya juga. Jangan karena merasa nyaman menulis di jam-jam tidur, badan menjadi mudah drop dan akhirnya malah tidak dapat menulis dengan nyaman.

7. Sharing bersama teman

Makin banyak membuka diskusi, akan makin banyak pemahaman dan pengalaman yang akan kita serap. Bahkan mungkin ketika sedang loyo, kita akan mendapat motivasi untuk semangat menulis. Karena memiliki teman yang satu frekuensi dan senasib, dapat membuat kita berkaca pada pengalaman yang ada lalu tumbuh motivasi untuk tetap semangat.

8. Jangan jadikan uang sebagai motivasi untuk menulis

Nah, ini hal yang kerap salah dipersepsikan. Uang memang dapat menjadi dorongan untuk semangat menulis, apalagi kalau jumlahnya lumayan besar. Namun, jika uang dijadikan sebagai tujuan utama, kita akan selalu berorientasi pada hasil. 

Takutnya ketika target tidak sesuai, kita akan down dan hilang semangat untuk menulis. Bahkan mungkin akan muncul pemikiran kalau tulisan kita tidak bagus, tidak bakat menulis, atau mungkin menulis adalah hal yang sia-sia. Padahal menulis adalah sebuah proses yang tidak selalu menghadirkan hasil yang baik. Kita harus selalu mencoba dan tidak mudah menyerah sampai tulisan tersebut berkembang dengan sendirinya.

Jadi, mulai sekarang janganlah menjadikan tulisan sebagai motivasi menulis, tetapi jadikanlah sebagai bonus yang berhak kita dapatkan dari jerih payah. Karena jika kita terus berusaha, tanpa mengharapkan hasil yang berlebihan, pencapaian akan mengikuti asal tidak pernah berhenti mencoba.

Demikianlah tips konsisten agar tidak mudah menyelingkuhi tulisan. Hanya sepenggal tips yang aku dapatkan dari pengalaman, tetapi semoga bermanfaat untuk kalian yang ingin menumbuhkan motivasi untuk menyelesaikan tulisan. Ingat, sayangi karyamu layaknya kamu menyayangi dirimu sendiri, serta jangan menjadikan usahamu sia-sia hanya karena merasa stuck.

Salam literasi.

Fela Khoirul
Seorang gadis penuh teka-teki yang sedang berusaha menjadi lebih baik, melalui tulisannya. Memiliki ketertarikan pada skincare, mental health, dan relationship.

Related Posts

13 komentar

  1. Sepertinya aku harus refershing Kak Fel, agar mood buat nulisku kembali full 100%. Kemana ya refreshing-nya? :)

    BalasHapus
  2. Kak Fela, ini di aku yang terjadi emang akunya kebanyakan membaca referensi tulisan, sehingga lupa sama tulisan aku di awal wkwk. Bener banget sih. Noted bets.

    BalasHapus
  3. Nah betul itu. Kalau menulis sudah jadi profesi, mau nggak mau ya harus nulis. Kalau cuma sekadar hobi, kadang ya seringnya hiatus lama.

    BalasHapus
  4. Terima kasih tips-nya kak Fela, pas banget buat saya yang masih suka "selingkuh",

    BalasHapus
  5. Dari judulnya saja menggelitik, hhhe. Dan memang butuh upaya keras memang mbak biar tidak lari san-sini dalam menyelesaikan tullisa. Matang diawal dalam artian cari ide dan outlen insha allah bakal jenak menyelesaikan tulisannya. Tapi sulit pada prakteknya nih,

    BalasHapus
  6. wkwkwkw bener banget ini, pernah nyoba selingkuin tulisan dan jadinya emang ga bisa bener2 selesai deh huhu. sayang bangett

    BalasHapus
  7. Ini jadi problematik, sih, ya. Apalagi untuk penulis fiksi kalau tipe-tipe sekingkuh ke ide lain akan butuh effort dan banyak pikiran buat ekseskusi ide baru. Alhasil ide sebelumnya jadi terbengkalai dan entah bakal dilanjutkan atau enggak. Kalau enggak jatuhnya jadi buang-buang waktu enggak sih?

    Kalau misal non fiksi memang dia sifatnya sekali ude sekali posting. Idenya pun bisa dikembangkan untuk postingan selanjutnya.

    BalasHapus
  8. Pertama kali baca judulnya sempat berpikir, apakah clickbait. Ternyata setelah aku membacanya, aku juga menjadi pelaku dari selingkuh tulisan itu sendiri wkwk

    BalasHapus
  9. tips nomer 8 rasanya memang yg paling memotivasi ya kak :))

    btw, makasi kak tips tipsnya..

    BalasHapus
  10. Saya sering begini, nih. Selingkuhin tulisan, wqwqwq. Soalnya ide di kepala kalau nggak diproses malah bikin pusing, huhuhu

    BalasHapus
  11. mantap tipsnya kak, memang susah sih kalau kedistraksi, seringnya lupa.mau menulis malah mengerjakan yang lain

    BalasHapus
  12. Hampir semua yang kakak tulis relate dengan kenyataan dunia tulis menulisku, suka ribet dan berujung jenuh kalau ada data tulisan yang bikin pusing, akhirnya stuck ga mau lanjutin. eh, tapi pas ingat kalau lewat tulisan ada rejeki yg mengalir, cuss gasss nulis lagi dengan penuh semangat.

    BalasHapus

Posting Komentar