Mengenal Cassiopea Beserta Cara Merawat Ekosistem Laut

10 komentar
Cassiopea merupakan ubur-ubur terbalik yang ada di perairan dangkal

Keanekaragaman hayati di Indonesia memang sangat menarik untuk ditelisik, Tidak hanya memiliki flora dan fauna yang indah, tetapi Indonesia juga memiliki kekayaan laut yang unik dan terlindungi. Mungkin kebanyakan orang hanya mengenal ikan sebagai hasil laut. Atau mereka mengetahui terumbu karang sebagai batuan tempat hidup hewan laut dan alga. Namun, sebenarnya ekosistem laut lebih luas daripada itu.

Ekosistem laut terdiri dari unsur biotik (hidup) dan abiotik (tak hidup), seperti ekosistem darat yang selama ini kita kenali. Untuk unsur biotik sudah pasti terdiri atas binatang yang hidup di lautan, yaitu ikan, kerang, ganggang, dan anemoon. Sedangkan untuk unsur abiotik, meliputi air, oksigen, garam, chaya matahari, pasir, dan batu. Dalam ekosistem laut, terdapat spesies ikan yang hidup dalam tekanan tinggi, seperti anglerfish, bristelmouth, dan black swallower. Selain itu, juga terdapat cumi-cumi, gurita, bulu babi, bintang laut, tiram, dan ubur-ubur.

Ubur-ubur merupakan salah satu biota yang populasinya paling banyak ditemukan di lautan. Ubur-ubur memiliki tubuh yang transparan dan tak bertulang belakang karena sembilan lima persen komposisi tubuhnya adalah air. Dengan tubuh transparan ini, ubur-ubur mampu bergerak secara perlahan di lautan, bertubuh ringan, dan elegan. Maka tidak heran jika ubur-ubur terlihat cantik seperti bunfa koral. Namun, jangan salah, di balik kecantikan itu, ubur-ubur memiliki sengatan yang mematikan.

Ubur-ubur terdiri dari beragam spesies yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Ada yang dapat berubah warna, menciptakan efek iluminasi, serta ada pula yang berenang dengan posisi terbalik atau nama latinnya adalah Cassiopea.

Apa Itu Ubur-Ubur Cassiopea?

Cassiopea merupakan ubur-ubur yang berenang dengan posisi terbalik

Cassiopea Xamachana atau ubur-ubur terbalik merupakan spesies ubur-ubur yang posisi tentakelnya berada di atas, sedangkan bel atau payungnya berada di bawah. Ubur-ubur ini termasuk dalam spesies ubur-ubur laut dari ordo Rhizostomeae yang hidup di perairan tropis. Cassiopea berdiameter lebih dari 100 mm dengan memiliki empat hingga enam cabang datar yang bersisi pendek dari kedua sisi mulutnya. 

Cassiopea mendapat nutrisi dari alga yang menempel di tentakelnya, yang juga menjadi penyebab mengapa ubur-ubur Cassiopea berwnang dalam posisi terbalik. Hal itu dikarekanakan pada masing-masing tentakel Cassiopea mengandung ganggang simbiotik.yang digunakan untuk berfotosintesis dengan bantuan alga.

Cassiopea sejatinya membutuhkan sinar matahari untuk proses fotosintesis. Biasanya mereka akan berkumpul bersama di dasar perairan dangkal yang hangat, seperti rawa tumbuhan bakau yang dangkal, dataran lumpur, kanal, dataran penyu di Florida, Karibia, dan Mikronesia, serta pesisir pantai.

Biasanya Cassiopea tidak terlalu banyak berenang. Mereka hanya berenang jika merasa terganggu ataupun ingin berpindah tempat. Menariknya lagi, spesies ubur-ubur ini bisa menyengat tanpa menyentuh mangsanya karena dia dapat menyebarkan lendir beracunnya ke lautan. Lendir ini dapat menyebabkan sensasi gatal, bahkan dapat membuat kulit terasa seperti terbakar dan tidak nyaman.

Merawat Keseimbangan Ekosistem Laut

Perairan laut menyimpan kekayaan yang sangat melimpah dan indah. Tak heran hal ini mengundang ketertarikan manusia untuk masuk ke bagian terdalamnya guna melihat keindahan laut secara langsung. Namun, sifat manusia yang beragam, menimbulkan dampak yang beraneka macam pada keseimbangan ekosistem laut. Bahkan ada dari perilaku manusia yang baik secara sadar maupun tidak sadar telah merusak ekosistem laut.

Sebagai wujud dari kecintaan kita terhadap kekayaan alam di Indonesia, sudah sepatutnya kita melakukan berbagai upaya untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut. Tidak hanya menjaga populasi binatang laut agar tetap stabil, penting juga menjaga unsur abiotik pada perairan laut. 

1. Melakukan perjalanan laut dengan penuh tanggung jawab

Diving merupakan kegiatan yang mengasyikkan dan dapat digunakan sebagai cara untuk mengenal dunia bawah laut. Namun, diving ataupun perjalanan menggunakan kapal harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan berwawasan lingkungan. Jangan sampai karena kelalaian manusia, ekosistem laut menjadi rusak dan punah.

Akan lebih bijak jika kita melakukan perjalanan laut sesuai kebutuhan dan tidak mengutak-atik apa yang ada di laut. Karena jika ekosistem laut rusak, kita juga yang akan dirugikan.

2. Menangkap binatang laut yang aman dan yang memiliki hidup berkelanjutan

Terdapat berbagai jenis spesies ikan dan binatang di dalam perairan laut. Kebanyakan nelayan akan menangkap binatang laut yang memiliki nilai jual tinggi dan dapat dikonsumsi. Namun, penangkapan ini perlu mempertimbangkan jumlah populasinya dan daya guna binatang tersebut. Jangan hanya karena ingin mengambil keuntungan atau tertarik pada keindahannya, binatang laut diambil secara terus-menerus dan membuatnya menjadi punah.

3. Membiarkan binatang laut yang langka hidup bebas

Aktivitas menangkap ikan maupun menyelam merupakan hal yang biasa terjadi di Indonesia. Banyak dari nelayan dan penyelam yang menemukan hewan-hewan langka ketika menjaring di laut. Sikap kita ketika menemukan hewan-hewan langka itu bukanlah membawanya pulang karena merasa hewan tersebut memiliki bentuk yang indah dan unik, tetapi harus kembali dilepas ke lautan karena mereka berhak bertahan hidup.

4. Tidak menyentuh terumbu karang

Terumbu karang memiliki bentuk yang indah dan mengundang perhatian bagi siapa saja yang melihatnya. Keindahan ini membuat banyak orang ingin memegangnya, hingga tanpa sadar telah merusak terumbu karang karena kurang hati-hati. Sedangkan terumbu karang merupakan tempat hidup ikan-ikan kecil dan alga.

Sebaiknya ketika kita mengagumi keindahan terumbu karang, cukup nikmati dari jauh. Jangan dipegang-pegang, apalagi sampai berniat membawanya pulang. Karena hal tersebut dapat merusak keseimbangan ekosistem laut.

5. Tidak menggunakan benda yang berbahaya untuk menangkap ikan

Dalam menangkap ikan, gunakanlah benda-benda yang tidak akan menyakiti binatang-binatang di laut, seperti pemakaian pukat harimau dan bom. Gunakanlah benda-benda yang aman seperti kail dan jaring agar tidak membawa dampak buruk pada keseimbangan ekosistem laut.

6. Tidak membuang plastik ataupun limbah cair ke laut

Plastik merupakan bahan yang sulit terurai dan dapat menimbulkan efek yang tidak baik terhadap lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Begitu pula dengan limbah cair yang dapat menimbulkan racun dan membunuh ekosistem laut jika dialirkan begitu saja ke laut. Jadi, langkah terbaik untuk menjaga ekosistem laut adalah mendaur ulang sampah dan tidak membuang limbah cair sembarangan. Karena jika sampai ikan atau binatang laut lain teracuni, akan membawa dampak buruk untuk kita yang sering mengonsumsinya.

6 tips menjaga ekosistem laut agar tidak rusak atau punah

Demikianlah penjelasan mengenai Cassiopea dan cara menjaga keseimbangan ekosistem di laut. Semoga dengan membaca tulisan ini, kita menjadi paham mengenai seberapa penting menjaga kekayaan alam ini, baik di daratan dan lautan. Serta semoga  ke depannya populasi dan keamanan ekosistem laut tetap terjaga agar terjalin keseimbangan pada kehidupan manusia dan ekosistem yang ada di muka bumi.

Fela Khoirul
Seorang gadis penuh teka-teki yang sedang berusaha menjadi lebih baik, melalui tulisannya. Memiliki ketertarikan pada skincare, mental health, dan relationship.

Related Posts

10 komentar

  1. Di sepanjang laut tepi jalan daerah Tuban banyak banget ubur2 nya
    Dulu sering lihat dan pernah juga se badan gatel.semua gara2 mainan ubur2 itu wkwkwk

    BalasHapus
  2. Di sepanjang laut tepi jalan Tuban banyak banget ubur2nya
    Dulu sering lihat dan pernah se badan gatel semua gara2 mainan ubur2 itu

    BalasHapus
  3. Baru tau juga ada ubur-ubur terbalik. Warnanya unyu banget pengen aku uyel-uyel wkwk

    BalasHapus
  4. Harus banget kita bareng-bareng menjaga ekosistem laut untuk keberlangsungan hidup, tidak hanya kita, tetapi juga anak cucu kita kelak agar dapat menikmati laut dengan tetap bijak

    BalasHapus
  5. ubur-ubur ini, selain indah dilihat, bisa dimakan nggak mbak? zen

    BalasHapus
  6. Ini menarik banget pembahasannya. Jujur, kukira ubur-ubur yang berenangnya kebalik itu emang lagi pengin cari suasana baru aja karena bosen jalan normal wkwkwkwkkw ternyata ini merupakan jenis ubur-ubur cassiopea yang emang jalannya terbalik dan uniknya agak mageran ya ubur-uburnya jalan pas pindah tempat sama pas kondisi bahaya wkkwwkwk

    Btw, as always, selalu suka baca tulisan kamu. Pinterr banget risetnyaa. ♥️♥️

    BalasHapus
  7. Kak Felaa asyik banget bahas ubur ubur di blog, hihi jadi kangeeen deh aku sama kuliahku dulu.. btw aurelia aurita pernah mau tak bikin jadi namaa komunitas pencinta laut gitu wkwkwk tp sebatas angan akhirnya

    BalasHapus
  8. Duh, aku punya pengalaman buruk sebenarnya dengan ubur-ubur, Kak Fela. Pernah kena sengatan cintanya 🤣.

    Tapi baca nama dan karakteristiknya kok gemes-gemes gimana gitu, ya

    BalasHapus
  9. Setuju banget bahwa sudah sepatutnya kita melakukan berbagai upaya untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut, salah satunya juga merawat unsur abiotik macem ubur-ubur ini sih.

    BalasHapus
  10. Agak serem juga ya misal gak sengaja ke pantai dan kena sengatan ubur-ubur. Apalagi ubur-ubur terbalik ini, hihihi..

    BalasHapus

Posting Komentar