Memaksimalkan Tulisan dengan Konsep Literasi Informasi

9 komentar
Cara memaksimalkan tulisan dengan mengikuti komponen literasi informasi

Kegiatan menulis menjadi hal yang cukup concern bagi seorang penulis, terutama untuk mereka yang menjadikan menulis sebagai salah satu sumber penghasilan. Menulis pun bukan hanya proses menuangkan imajinasi ke dalam baris kata. Lebih dalam lagi, menulis merupakan pendekodean gagasan menjadi serangkaian kata yang bertujuan agar pesan yang ingin disampaikan penulis dapat sampai ke pembaca dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam menciptakan tulisan, seorang penulis tidak boleh hanya meraba-raba isi tulisannya. Mereka harus benar-benar paham mengenai apa yang disampaikannya, agar tidak menjerumuskan pembacanya pada informasi yang salah. 

Seorang penulis dapat menjadi agen informasi jika dia mampu mengenali kebutuhan informasinya dan mengelola informasi tersebut ke dalam tulisannya. Oleh sebab itu, penulis harus memiliki kemampuan literasi yang baik agar apa yang dituliskannya dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Literasi Informasi merupakan kemampuan seseorang dalam memanfaatkan sumber daya informasi untuk proses membaca, menulis, ataupun kegiatan lainnya guna menyelesaikan pekerjaannya. Dalam konsep literasi informasi, terdapat komponen penting yang dapat digunakan untuk menilai apakah seseorang melek informasi atau tidak. Komponen tersebut antara lain kemampuan dalam mengenali kebutuhan informasi, mengakses informasi, mengevaluasi informasi, mengorganisasikan informasi, menggunakan informasi, serta mengelola informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Komponen-komponen yang perlu diketahui dalam literasi informasi

Kaitannya dengan menulis, literasi informasi dapat menjadi acuan agar tulisan yang dihasilkan lebih informatif dan tidak hanya menyatukan kata-kata menjadi paragraf yang padu. Berikut tips membangun tulisan yang informatif berdasarkan konsep Literasi Informasi.

1. Merumuskan Kebutuhan Informasi Sebelum Menulis

Sebelum seorang penulis mulai menulis, tentu mereka sudah memiliki konsep yang akan dikembangkannya menjadi tulisan. Misalkan penulis ingin membuat tulisan yang bertema dunia perkuliahan, pastilah dia membutuhkan informasi tentang jurusan perkuliahan, mata kuliah yang diajarkan, sistem pengerjaan tugas, kebiasaan di kampus, harga indekos, transportasi ke kampus, organisasi mahasiswa, dan kebiasaan lainnya di luar lingkungan kampus. 

Cara merumuskan kebutuhan informasi itu dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti banyak membaca referensi terkait tema yang akan diambil, menyusun kerangka kepenulisan, serta mengembangkan sebuah tema besar menjadi poin-poin penting.

2. Menentukan Sumber Informasi yang Relevan

Ketika penulis ingin mencari informasi di mesin penelusuran Google, maka dia harus memahami kata kunci yang tepat agar mudah menemukan informasi yang dicarinya. Dapat juga menerapkan pencarian lanjutan untuk membatasi result. Namun, ini hanya dapat dilakukan di portal jurnal penelitian karena pencarian di Google cukup terbatas dan hanya berisi basic result.

Selain Google, pencarian dapat difokuskan pada aplikasi yang memiliki konten khusus untuk menunjang informasi yang dicari. Contohnya ketika mencari referensi seputar kecantikan, dapat memanfaatkan aplikasi seperti Lemon8, Soco by Sociolla, atau website Female Daily. Selain itu, menurut seorang penulis, Tinder juga dapat dimanfaatkan sebagai media untuk mencari informasi seputar pekerjaan karena banyak pengguna Tinder memiliki latar belakang pekerjaan yang unik. Jadi, tidak sebatas kencan daring saja.

Untuk sumber informasi konvensional, dapat kita lakukan dengan banyak membaca buku. Namun, jangan membaca sembarang buku. Kenali siapa penulisnya, apa disiplin ilmunya,dan tahun berapa buku tersebut dikeluarkan. Karena informasi terus berkembang seiring berjalannya waktu dan akan muncul terobosan baru dalam ilmu pengetahuan.

3. Pengelolaan dan Pengamanan Informasi

Ketika seorang penulis sudah mampu menilai sumber informasi dan mendapatkan beragam informasi dari sumber terpercaya, penulis harus menyaring informasi tersebut agar tepat dimasukkan ke dalam tulisan. Hindari memasukkan semua informasi karena akan membuat tulisan menjadi padat. Ambillah sedikit lalu kembangkan, itu akan membuat informasi menjadi lebih hidup. Tidak lupa juga satukan informasi yang didapatkan ke sebuah berkas penyimpanan, baik secara konvensional ataupun digital. 

Jika memang suka mengkreasikan tulisan, tulislah informasi tersebut dengan sekreatif mungkin agar mudah dipahami. Atau jika lebih suka mengumpulkannya di sebuah folder, simpanlah informasi tersebut di folder laptop atau meng-upload-nya ke Google Drive. Hal ini bertujuan agar informasi mudah ditemukan ketika akan digunakan di lain waktu.

4. Pendekodean Informasi menjadi Karya

Buatlah tulisan yang sesuai dengan kemampuan menulis dan jangan memaksakan diri untuk menguasai segala jenis tulisan. Karena memiliki satu kekhasan dalam menulis sudahlah cukup, daripada harus memasuki bidang-bidang yang kurang dikuasai dan malah terperangkap pada ketidakmampuan. 

Membuat tulisan yang dikhususkan pada satu bidang tentunya memiliki manfaat tersendiri karena pembaca dapat dengan mudah mengenali inti tulisan penulis dan selalu mengikuti karya penulis.

5. Mengembangkan Kemampuan Menulis dengan Terus Berlatih

Seorang penulis yang baik adalah mereka yang tidak mudah puas terhadap apa yang dituliskannya dan selalu ingin mengembangkan kemampuan menulisnya. Caranya adalah dengan membagikan tulisan kepada orang lain agar mendapatkan kritik dan saran untuk dapat membangun tulisan. Karena pendapat orang lain mungkin berbeda dengan apa yang penulis ketahui, sehingga dapat menciptakan pemahaman baru bagi penulis. 

Selain itu, teruslah menulis dan banyak mengikuti kegiatan menulis. Makin banyak tulisan yang dihasilkan, maka kemampuan pun terus berkembang. Hal ini juga dapat didukung dengan sering-sering membaca karena akan menciptakan pemahaman tentang bagaimana cara menulis yang baik dan bagaimana cara mengolah informasi dengan benar.

6. Branding Karya

Terkadang ketika penulis sudah mempublikasikan tulisannya, dia merasa bahwa tahapan menulisnya sudah selesai. Namun, alangkah baiknya penulis mempromosikan tulisannya ke media sosial setelah mempublikasikannya agar mudah ditemukan pembaca. 

Tips Menulis berdasarkan Konsep Literasi Informasi

Tulisan diibaratkan seperti sebuah produk. Jika produk tersebut didiamkan begitu saja, maka pembeli tidak akan tahu apa manfaatnya, kandungannya, dan kecocokannya pada mereka. Alhasil, produk tersebut akan sepi peminat. Akan tetapi, jika produk itu giat dipromosikan, pembeli akan merasa penasaran dan mencobanya. Kemudian jika merasa cocok, mereka akan datang kembali untuk membelinya.

Dalam mempromosikan karyanya, penulis dapat memanfaatkan platform Instagram ataupun Tiktok. Namun, ketika promosi, penulis harus sabar dan tidak menginginkan hasil yang instan. Paling tidak, bila jumlah pembaca tidak bertambah dengan cepat, penulis sudah dapat berkreasi di media sosial dan menemukan pengikutnya sendiri. Nantinya jika hal tersebut terus ditekuni, pengikut akan datang sendiri ke karya penulis,

Demikianlah tips menulis yang ditinjau dari komponen penting dalam Literasi Informasi. Semoga dengan menerapkan cara-cara tersebut, penulis berhasil menciptakan karya yang informatif dan berkesan untuk pembaca. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.

Fela Khoirul
Seorang gadis penuh teka-teki yang sedang berusaha menjadi lebih baik, melalui tulisannya. Memiliki ketertarikan pada skincare, mental health, dan relationship.

Related Posts

9 komentar

  1. Ini dia tips yang sedang aku cari. Suka galau ketika tulisan udah jadi. Apakah informasinya sudah sesuai dengan kebutuhan pembaca? Karena menulis pun juga punya tujuan supaya tulisan kita bisa bermanfaat buat banyak orang.

    BalasHapus
  2. Dalam hal branding karya, saya sendiri kadang merasa kurang percaya diri dengan tulisan-tulisan kita ketika akan dinaikan ke media sosial, tapi kayanya memang harus mulai confident ya kak Fel, siapa tahu memang ada yang tertarik dan sreg dengan tulisan kita.
    Terima kasih ya tipsnya Kak

    BalasHapus
  3. Jadi tulisan itu kayak produk yang harus diolah dengan baik ya. Kalau gitu bahan bakunya juga harus baik. Hmm... Gak salah misal ada yang bilang menulis itu bukan pekerjaan mudah

    BalasHapus
  4. kadang tidak pede mempublikasikan tulisan ke media sosial, hehehehe...tapi memang harus dipublikaskan ya biar semakin banyak yang mengenal kita

    BalasHapus
  5. aku belum praktek semuanya huhu, semoga aku bisa mempraktekan apa yang kak fela tulis ehe

    BalasHapus
  6. Bagian terakhir itu aku paling sering skip. Penyebabnya selain malas ya lupa. Abis nulis, publish, udah tutup lagi. Heheh

    BalasHapus
  7. Dalam menulis memang menggali ide atau di sini merumuskan informasi hal yang penting, Apalagi kalau harus menganalisa, apa saja informasi yang dibutuhkan saat ini

    BalasHapus
  8. Terkait sumber informasi yang relevan, saya baru banget kenalan sama yang namanya Lemon8, Kak. Wuih, ternyata sumber informasi ada di mana-mana, ya. Tinggal kita yang pinter atau enggak memanfaatkannya.

    BalasHapus
  9. Waah....Masalah LI ini memang menarik dan penting lho diajarkan kepada siswa-siswa di sekolah

    BalasHapus

Posting Komentar