Mencintai Diri Sendiri, Sudah Benarkah Caranya Itu?

Mencintai Diri Sendiri


Konsep mencintai diri sendiri seringkali disalahartikan oleh masing-masing orang. Bagi sebagian orang, menerima apa yang telah Tuhan tetapkan kepadanya dan mensyukuri hal-hal yang selayaknya ada, cukup membentuk konsep mencintai diri sendiri. Sedangkan kebanyakan dari mereka yang mengatakan bahwa mereka mencintai diri sendiri, belum benar-benar mencintai dirinya sendiri. 

Sebenarnya konsep mencintai diri sendiri memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari sekadar menerima. Contoh saja ketika seseorang mencintai lawan jenisnya, jelas mereka akan menerima apa kekurangan dan kelebihan pasangannya. Namun, membiarkan kekurangan terus ada dalam diri pasangan tanpa mengajaknya berbenah, tidak termasuk dalam konsep mencintai. Jika kita mencintai sesuatu, kita akan memperlakukannya dengan sangat baik. Tidak membuatnya menjadi rusak, apalagi hilang. Kita pun akan berusaha merawatnya, meski wujudnya tidak sempurna. Karena wujud mencintai yang paling tepat adalah sama-sama berbenah untuk menjadi lebih baik.

Konsep Mencintai Diri Sendiri



Duh, kalau begini konsepnya, mencintai menjadi hal yang sangat rumit, ya? Mungkin saja. Karena mindset kita sudah terlalu jatuh kepada diri kita sendiri. 

Perkataan mencintai kerap kali keluar dari kita yang sedang menghibur diri sendiri, bukan karena tahu apa yang sebenarnya diri kita butuhkan. Kita terlalu insecure pada apa yang kurang, tetapi tidak belajar untuk memperbaiki hal yang kurang.

Dulu pun sewaktu kecil saya tidak menyukai apa yang ada di diri saya. Manusia dengan berbagai keterbatasan dan kegagalan, mungkin itulah yang mendeskripsikan diri saya. Kalau mau dibilang bahwa di luar sana banyak orang yang senasib dengan saya, akan saya serukan kata 'iya'. Rasa payah, dikucilkan, dan merasa beda, tidak seharusnya dijadikan sebagai keterbatasan. Kita harus melawan dunia dengan semangat tinggi dan menunjukkan bahwa kita bisa. 

Menyerah hanya akan membuat kita lemah dan semakin ditertawakan dunia.

Mencintai diri sendiri itu sulit, saya akui itu. Karena seringkali ketika kita mengatakan bahwa kita bangga terhadap diri sendiri, ada seribu sanggahan yang seolah ingin melemahkan keyakinan itu.

Lalu, bagaimana caranya berdamai dengan diri sendiri tanpa harus ada keraguan yang muncul?


Hal paling mendasar yang harus kita lakukan adalah mengetahui tujuan mengapa kita perlu mencintai diri sendiri. Karena mencintai bukanlah menerima, tetapi bersedia berubah ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, kita harus memiliki alasan kuat mengapa kita harus berubah.

Perubahan tersebut akan mengantarkan kita ke hutan belantara yang membuat kita mengalami jatuh-bangun perjuangan. Mau tidak mau, hati kita harus ditegarkan. Karena terkadang tujuan tidak dapat terealisasikan dengan mudah. Pastilah ada kegagalan yang lebih parah, sampai kita menemukan arti dari sebuah kegagalan dan kembali berusaha memperbaikinya.

Namun, setelah melakukan perbaikan diri, bukan berarti kita sudah berhasil mencintai diri sendiri. Sebuah perubahan tidak akan berarti apa-apa jika tidak kita renungkan baik-baik. Karena kita tidak hanya hidup sendiri, melainkan bersamaan dengan segelintir orang yang ikut andil dalam keberhasilan kita. Sesekali kita perlu merenungkan apakah yang benar kita lakukan itu baik untuk orang lain ataukah membuat orang lain menjadi tidak nyaman. Jika benar ada yang menjadi tidak nyaman karena perubahan kita, mulai pikirkan bagaimana jalan terbaiknya.

Dengarkan Kata Mereka, Tetapi Jangan Biarkan Mereka Menyetir Hidupmu


Jangan karena orang lain memiliki mata untuk melihat dan mulut untuk berbicara, mereka berhak untuk menyetir hidup kita. Pendapat orang luar memang penting untuk menunjang perubahan, tetapi tidak untuk membuat gerak kita terbatas dan akhirnya seperti terkurung dalam sangkar. Apa yang mereka katakan tidak benar-benar mereka lakukan dan rasakan, serta apa pun yang mereka nilai tidak pernah  seutuhnya benar. 

Apa yang kita impikan, hanya kita yang tahu dan rasakan. Jadi, jangan biarkan mimpi itu disetir oleh orang yang tidak memiliki hak apa pun atas diri kita.

Terkadang menerapkan prinsip 'Santai tetapi Kritis' tidak salah utnuk membantu kita mencintai diri sendiri. Bersikaplah sesantai mungkin, dan dengarkan hal-hal yang perlu didengarkan. Kemudian pilah dalam otak dan salurkan menuju hati, apa hal itu benar-benar baik atau nafsu yang menjerumuskan. 

Contohnya seperti ketika kita ingin mengubah penampilan. Ada beberapa yang mengkritik jika penampilan tersebut tidak sesuai. Terlalu membuat kita terlihat tua atau lebih parahnya ada yang menertawakan penampilan kita. Biarkan saja. Mungkin itu benar di benak mereka, mungkin juga kita sudah salah langkah. Lakukan perubahan jika memang kita merasa nyaman, tetapi berhenti ketika kita merasa jenuh. Lantas kita ciptakan perubahan yang bersifat perlahan, tetapi kelamaan membuat orang lain paham bahwa perubahan kita memang terbaik.

Karena kita tidak hidup untuk memuaskan orang lain, tetapi untuk menggapai mimpi-mimpi kita. Kalau selamanya kita biarkan orang lain memengaruhi kepercayaan diri kita, selamanya kita tidak akan berkembang. 

Jangan Menangis Ketika yang Kita Dapatkan Tak Sesuai


Menangis adalah refleks yang dilakukan oleh seseorang ketika timbul perasaan sedih atau ketika realita tak sejalan dengan ekspetasinya. Menangis sangat wajar dilakukan oleh siapa pun, bahkan orang-orang hebat pun pernah melakukannya. Kegagalan, keputusasaan, serta perasaan marah dan kecewa, sangat lumrah dialami seseorang. Yang tidak lumrah adalah ketika kita berputus asa lantas menyalahkan keadaan. Padahal sebenarnya tidak ada keadaan yang slaah, kita pun tak benar-benar gagal. Hanya saja kita terlalu cepat menyimpulkan dan tidak memberikan kesempatan untuk usaha kita berkembang dengan sendirinya. Semua hanya tentang waktu. Dan keberhasilan akan segera dapat kita raih.

Cara terbaik untuk menimalisir kesedihan adalah menanamkan kerendahan pada hati kita. Ekspetasi muncul atas kesombongan yang kita tanamkan dalam diri kita. Jadi, ketika hal yang kita dapatkan tidak sesuai, kita menjadi sangat rapuh dan membuat pikiran menjadi kabur ke mana-mana. Sedangkan kalau kita lebih wajar dalam menaruh harapan, perasaan sakit ketika tidak tercapainya harapan akan lebih dapat dinetralkan.

Konsep mencintai diri sendiri selain siap melakukan perubahan, sedikit banyak didukung dengan keikhlasan dalam menghadapi kegagalan. Karena berarti kita paham bahwa kita hanyalah si pembuat rencana, tetapi yang menentukan adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Dan ikhlas bukanlah pasrah, yang berarti kita harus mencoba lebih giat lagi.

Kita Hebat, Kitalah Orang yang Benar-Benar Mencintai Diri Sendiri


Sadar atau tidak, ketika kita sudah melewati dua sub di atas, yaitu tidak membiarkan orang lain menyetir hidup kita dan tidak rapuh oleh kegagalan, berarti kita sudah berhasil mencintai diri kita. Bahkan ketika kita masih berada di titik ingin berubah, berarti kita sudah menganggap diri kita spesial.

Kita tak menyerah pada apa yang ditetapkan kepada kita, tetapi mencoba untuk menjadi lebih baik. Segala rintangan yang ada, berani kita lawan demi tujuan dan harapan yang lebih baik. Karena kita tidak perlu mengubah banyak hal untuk menjadi yang terbaik versi kita. Cukup lakukan sedikit demi sedikit, sambil memaknai arti perubahan. Dari situlah kita sudah dapat mencintai diri kita.

Alur Mencintai Diri Sendiri


Mencintai diri sendiri sebenarnya tidak hanya menciptakan perubahan signifikan pada diri kita, seperti perubahan penampilan, sikap, pencapaian, ataupun tujuan hidup, Namun, membuat perasaan kita menjadi lebih ringan. Kepercayaan kepada indahnya rencana Tuhan dan kekuatan luar biasa dari usaha, membuat hati kita diliputi dengan ketenangan. Ketakutan menghadapi hari esok perlahan mereda, berganti dengan energi baru yang luar biasa. Karena ada kepercayaan lebih kepada diri kita bahwa bersama dengan diri kita, kita akan dapat meraih semua mimpi.

Jadi, sekarang paham 'kan bagaimana mencintai diri sendiri yang sebenarnya itu? Jangan sampai salah lagi, ya. Karena kalau kita membiarkan kesalahan itu terus bertahan, tidak baik juga. Semangat untuk kalian yang sedang mencoba mencintai diri kalian. Marilah kita menjadi versi terbaik yang kita bisa.
Fela Khoirul
Seorang gadis penuh teka-teki yang sedang berusaha menjadi lebih baik, melalui tulisannya. Memiliki ketertarikan pada skincare, mental health, dan relationship.

Related Posts

Posting Komentar