Meresapi Sakit sebagai Usaha Jitu untuk Melupakan

8 komentar

Cara terbiasa dengan sakit saat melupakan

Pernahkah kalian merasa sangat kehilangan seseorang, padahal dia sudah pergi selama berbulan-bulan atau mungkin bertahun-tahun? Atau pernahkah kalian dicerca oleh pertanyaan mengapa harus memikirkan orang yang sama, sedangkan dia bukan orang yang berpengaruh besar bagi kehidupan kalian?

Jika kalian pernah mengalami itu, tenanglah. Jangan merasa bahwa hal itu sebagai kelemahan atau kebodohan karena selalu menangisi orang yang sama dalam waktu yang berkepanjangan. Ketahuilah bahwa perasaan merupakan hal yang tidak dapat diprediksi dan sulit diperkirakan hanya dengan menggunakan logika.

Kehilangan merupakan hal yang sungguh menyakitkan bagi seseorang, apalagi jika sebelumnya dia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan orang tersebut dan perpisahan itu terjadi tanpa sebab yang jelas. Kehilangan yang menyakitkan ini bukan hanya tentang pasangan, tetapi bisa juga tentang teman, keluarga, atau mungkin orang asing yang sudah dianggap dekat. Karena kehilangan bukan tentang siapa yang dipikirkan, tetapi seberapa kuat orang itu menciptakan rasa nyaman hingga mengakibatkan sakit ketika dirinya tidak lagi menemani.

Lalu, bagaimana bisa perasaan sakit itu bertahan dalam waktu yang lama?

Ada banyak faktor yang menyebabkan hal seperti ini, baik itu disebabkan oleh harapan yang terlalu tinggi, perasaan yang melekat, atau sebab lain yang tidak terdefinisi. Namun, yang jelas, tidak pernah ada yang salah ketika seseorang mengalami kehilangan karena semua berasal dari alam bawah sadarnya.

1. Dia memiliki sesuatu yang diimpi-impikan

Mungkin kalian dan orang-orang di sekitar tidak akan mengerti mengapa 'dirimu' membutuhkannya. Dia yang meninggalkan, tentunya akan menyisakan pikiran yang buruk dan menjadi orang yang tidak lagi pantas dikenang. Namun, ketahuilah jauh dari kejadian itu, ada kenangan manis yang pernah terjalin.

Manusia tercipta dengan segala kekurangannya, mereka pun membutuhkan seseorang untuk menutup sedikit demi sedikit lubang dalam kehidupannya. Itulah yang membuat manusia terikat satu sama lain, hingga tidak dapat melupakan seseorang dengan cepat karena ada ikatan di antara mereka.

Tentu sebagai makhluk Tuhan, kita tidak memiliki kekuatan lebih untuk memilih dengan siapa kita merasa nyaman. Bahkan orang yang menciptakan kenyamanan itu bisa saja di luar ekspetasi. Namun, cara yang berbeda dalam memperlakukan kita justru membuat dia seperti spesial, terlepas dari siapa pun dia. Maka tak heran jika kita merasa selalu membutuhkannya, meski dia sering mengecewakan bahkan sudah jauh meninggalkan kita. Karena walau dia tidak lagi bersama kita, tetapi kita telanjur memilihnya sebagai yang terbaik.

2. Perasaan itu tulus

Di dunia ini mungkin banyak orang yang dekat dengan kita, bahkan mungkin mereka telah menghabiskan banyak waktu bersama kita. Akan tetapi, tidak semuanya orang dapat menjadi yang spesial. Bisa saja waktu yang dihabiskan hanya untuk mengisi kebosanan lalu membiarkannya datang dan pergi begitu saja.

Ketika kalian telah menemukan seseorang yang tepat untuk melengkapimu, maka akan timbul ketulusan juga ekspetasi terhadap orang tersebut. Apalagi kalau kalian bukanlah orang yang mudah menyayangi, kalian akan memberikan semua untuknya. Tidak menutup kemungkinan juga bahwa ketika kalian tahu sesuatu tentangnya, kalian akan sangat peduli walau sudah lama tidak berkomunikasi.

Semua itu wajar kok, jadi jangan menangisi keadaan. Karena kalian berhak mempertahankan seseorang yang membuat nyaman, walau kalian tidak lagi bisa menahannya untuk tetap menetap.

3. Ada harapan yang masih digenggam

Apa harapanmu dari dia? Apakah ingin dia selalu menemanimu ataukah kamu ingin menjadikan dia sebagai tujuan hidupmu? Atau justru kamu ingin dia hanya menfokuskan dirinya untukmu?

Tenang, jangan dulu berpikir bahwa kamu egois. Walau memang ini terkesan hanya mementingkan diri sendiri, tetapi ini adalah hal yang wajar terjadi pada seseorang yang telanjur nyaman. Orang yang merasa nyaman akan menaruh harapan besar pada orang yang telah dipercaya, sampai tidak memperhatikan batasan-batasan dan kenyataan bahwa dunia ini akan terus berubah.

Sakit memang ketika harapan itu tidak dapat terwujud. Akan tetapi, akan jauh lebih sakit ketika memaksa orang itu mewujudkan harapan yang tidak lagi menjadi bagian dari tujuan hidupnya.

4. Belum bisa ikhlas

Apa yang terjadi di masa lalu menjadi hal yang begitu manis untuk diingat-ingat. Kerap kali kita berpikir bahwa sesuatu yang dimulai dengan begitu indah, tidak seharusnya berakhir menyakitkan. Terlalu banyak waktu yang telah terbuang. Namun, agaknya kita terlupa bahwa dunia bukan hanya tentang aku, dia, dan rasa sakit. Ada banyak orang lain di dunia ini yang pantas untuk merasakan kebahagiaan yang sama untuk kita.

Jadi, daripada mengedepankan sakit hati, pahamilah bahwa ada kejutan yang sedang disiapkan untukmu. Mau sekuat apa mempertahankan seseorang, dia akan pergi juga jika waktunya tiba. Siap atau tidak, itu yang akan terjadi. Dan kelak akan ada kebahagiaan baru yang menanti di masa depan, menggantikan hal yang telah hilang.

Caranya Membiasakan Diri dengan Sakit

1. Resapilah sakitnya hingga lelah sendiri

Rasa sakit ketika kehilangan memang sangat mematikan. Kita akan menangis setiap hari, membayangkan betapa indah masa lalu, dan berangan untuk memperbaiki semuanya. Tidak jarang muncul pernyataan tidak sanggup dan meminta semua dikembalikan pada posisi awal. Namun, semua ini hanya soal waktu. Kelak kalau kamu sudah terbiasa dengan rasa sakitnya, kamu akan berdamai sendiri dengan keadaan yang ada. Bahkan rasa sakit yang dulu terasa mematikan akan menjelma menjadi hal yang biasa saja.

Jika sampai saat ini kamu belum merasa rela, menangis saja sebisamu dan nikmati sakitnya. Tumpahkan apa yang membuat sesak, hingga lelah. Namun, jangan buat dirimu terpuruk, ya. Carilah energi baru yang membuatmu memiliki semangat lebih untuk kembali bahagia.

2. Hargailah apa yang masih tersisa dalam hidupmu saat ini

Ada banyak hal baik yang Tuhan hadirkan ke hidup ini. Entah itu dalam wujud manusia, situasi, atau berkah lain yang Tuhan titipkan diam-diam. Sayangnya, semua itu akan terlihat samar ketika kamu hanya fokus ke satu orang saja.  Maka dari itu, cobalah melihat apa yang kamu punya dan pertahankan. Jangan sampai karena satu orang, kamu jadi kehilangan orang yang tulus dan benar-benar peduli kepadamu.

3. Jalani kehidupanmu sebagaimana mestinya

Lakukan semuanya sesuai alur, jangan terlalu memaksa untuk menutup semua kesedihan. Itu hanya akan membuatmu tersiksa. Pelan-pelan saja langkahnya dan selesaikan semua yang kamu mulai. Nantinya jika merasa siap, kamu sendiri yang akan menuntun kakimu ke arah kebahagiaan yang sebenarnya.

4. Temui orang-orang baru dan raih pengalaman baru

Terkadang masa lalu membuat kita mati rasa dan tidak ingin mengenal orang baru. Padahal di antara orang-orang baru itu, bisa saja kamu akan mendapatkan pengalaman yang membuatmu mampu mencintai dirimu sendiri. Dengan mengenal orang baru, kamu akan menemukan hal baru yang jauh menyenangkan dari kehidupanmu sebelumnya. Jadi, jangan takut melangkah, ya.

5. Hindari hal-hal yang berbau sedih atau mengingatkanmu kepadanya

Postingan yang related dengan perasaan kita sering kali membuat merasa kita dimengerti oleh semesta. Namun, kadang hal tersebut membuat kita mudah teringat pada masa lalu dan kembali sulit untuk ikhlas, bahkan muncul keinginan untuk kembali ke masa lalu. Hal itu tidak akan berdampak baik untuk perasaanmu karena dapat membuatmu menangis di sepanjang malam.

Sebaiknya hindari hal-hal yang sedih atau berhubungan pada kenangan, jika belum merasa tegar. Bukan mengajarkan untuk menghindar. Namun, hati perlu dilatih untuk tetap kuat. Dan nantinya kalau kamu sudah baik-baik saja, kamu bebas melihat apa pun yang kamu inginkan.

6. Ketahuilah bahwa kebahagiaannya merupakan hal yang lebih penting

Kamu merasa sakit ketika ditinggalkan? Apa kamu merasa dia jahat karena telah melepaskanmu setelah apa yang kamu lalui? Lantas apa kamu merasa bahwa kebahagiaanmu ada bersamanya? Maka baliklah posisinya agar kamu bisa memahami perasaan dia.

Bagaimana jika sebenarnya kamu yang telah menciptakan luka untuknya dan dia sudah terlalu lelah bertahan? Atau dengan pergi adalah hal yang terbaik agar tidak membuat kalian tidak saling menyakiti?

Ketahuilah bahwa tak selamanya hal yang membuat kita bahagia, sama membahagiakannya juga untuk orang lain. Bisa saja dia tersiksa di balik senyumannya dan perpisahan adalah jalan terbaik untuk menyembuhkan mentalnya. 

Jika kamu sungguh menyayanginya, kamu akan mendukung setiap hal yang membuatnya bahagia. Karena untuk apa bertahan, jika penuh dengan pertengkaran. 

Biarkan dia tenang dan cari kebahagiaan baru sebagai cara terbaikmu dalam menayayanginya.Jika dia memang ditakdirkan bersamamu, dia akan kembali sejauh apa kalian dipisahkan. Namun, jika dia tidak juga kembali, artinya ada jalan yang lebih baik yang sedang menanti kalian di depan sana.

7. Biarkan waktu menghapus sedihmu

Waktu akan menetralkan setiap rasa. Tidak hanya rasa sedih, tetapi juga bahagia. Jadi, daripada memikirkan bagaimana caranya melupakan, mulailah untuk percaya bahwa semuanya akan membaik. Karena kamu pun belum tahu apa yang telah Tuhan siapkan untukmu.

Demikianlah tips mengenai cara melupakan seseorang yang telanjur melekat. Semoga dapat membantu dan kita selalu dilimpahi kebahagian. Tetap semangat, ya.

Fela Khoirul
Seorang gadis penuh teka-teki yang sedang berusaha menjadi lebih baik, melalui tulisannya. Memiliki ketertarikan pada skincare, mental health, dan relationship.

Related Posts

8 komentar

  1. Hmmm, itulah ya kalau kita berharap sama manusia. Tapi gpp, sakit dan kesedihan tu mendewasakan, kok. Bener harus diresapi aja dulu, nikmatin. Lama2 jg ntar capek. 😂

    BalasHapus
  2. Pasti selalu ada hikmah yang bisa kita petik dari setiap rasa sakit yang kita alami jika kita resapi dengan bijak. Dan pastinya, waktu akan menjadi obat untuk rasa sakit, ia akan berubah menjadi sesuatu yang indah

    BalasHapus
  3. Belum pernah ngerasa kehilangan seseorang sampai sebegitunya tapi baca tulisan ini merinding, kebayang rasa sakitnya kayak apa.

    BalasHapus
  4. Hmm akhirnya curhat melalui artikel, ya? Wkwkwk. Tapi memang rasa kehilangan bakal terasa sakit kalo kitanya enggak menerima. Padahal kalau kita nerima, ikhlas, mau menikmati dan meresapi rasa sakit, semua akan terasa lebih baik untuk dijalani.

    BalasHapus
  5. Paling terasa itu, saat kita tulus dan orang yang kita harapkan memiliki perasaan sebaliknya, hanya modus. Nyedek banget pastinya. tapi bagaimanapun harus move on meskipun tidak mudah.

    BalasHapus
  6. Setiap orang pernah merasakan sakit hati. Rasanya tentu tak terbayangkan dan sangat sulit dilupakan. Namun, dari sakit hati yang kita rasakan akan banyak pelajaran yang bisa kita ambil. Salah satunya adalah tidak menyakiti orang lain karena kita sudah pernah merasakan sakit hati juga.

    BalasHapus
  7. ahiyaakk, sakit yang kayak gini biasanya justru bikin lebih produktf ya ngga? sedihnya mungkin 2 atau 3 hari aja untuk meresapi, tapi selanjutnya harus segera bangkit dan produktif

    BalasHapus
  8. Kakak, postingan ini related banget dengan kondisi saya saat ini. Sedang berada di tahap berhararap waktu lekas menyembuhkan dan mencoba terus ikhlas. Karena kalo memori itu singgah lagi, hati masih aja ngegalau. Hahaha.

    BalasHapus

Posting Komentar