Menekuni dunia kepenulisan selama lebih dari enam tahun, tentunya menghasilkan banyak cerita dan pengalaman yang tidak mampu aku definisikan. Melalui menulis, aku tidak hanya belajar dan berkembang, tetapi juga mampu membagikan apa yang aku ketahui kepada orang lain. Sadar bahwa tulisan merupakan pesan yang lebih mudah dipahami dibanding suara karena melalui kata-kata indahnya, seorang pembaca dapat memetik hikmah tanpa merasa digurui.
Lalu, dalam konteks ini, kenapa sih aku ngeblog? Kenapa tidak memilih media lain untuk menulis? Bukannya banyak sekali platform menulis yang tentunya lebih memudahkan aku dalam menciptakan karya? Daripada harus menulis di blog yang mohon maaf, aturannya suka bikin kepala cenat-cenut.
Secara singkat, blog menjadi media menulis yang paling aku sukai saat ini. Berawal dari rasa penasaranku untuk memilih Komunitas ODOP sebagai salah satu komunitas menulisku, aku mulai mengetahui berbagai hal yang tidak aku mengerti sebelumnya.
Dulu jangankan ngeblog, tahu ada orang yang sangat aktif menulis di blog saja tidak. Maklum saja, ketika aku mulai memutuskan untuk menulis, aku lebih menyukai tulisan fiksi. Bahkan ketika aku diharuskan membuat tulisan nonfiksi di Komunitas ODOP, rasanya bingung.
Lambat laun, tugas kuliahku selalu tentang membuat karya tulis ilmiah. Berbagai penelitian sudah aku lakukan, berkaitan dengan perpustakaan dan informasi tentunya. Dari mulai bingung harus membahas tentang apa, sampai aku sangat terbiasa hingga dapat menyelesaikan skripsi secara kilat (Karena keseringan malas dan tiba-tiba tertinggal dengan teman-teman).
Sebenarnya puncak dari keinginanku untuk ngeblog, ketika aku mengikuti Ramadhan Writing Challenge yang lagi-lagi diadakan oleh Komunitas ODOP. Tantangan di setiap harinya, seolah memaksaku untuk banyak menulis nonfiksi. Jadilah aku terbiasa dan seakan menemukan jati diriku. Rasa nyaman yang aku peroleh ketika membuat tulisan nonfiksi, ternyata tidak pernah aku dapatkan ketika menulis fiksi. Kalau kata Kak Ael, tulisan nonfiksiku terasa sangat bebas.
Atas hal itu, aku tidak mungkin tetap menulis di Wattpad. Biarpun bisa, tetapi rasanya aneh. Dan satu-satunya tempat untuk menulis, ya di blog. Itulah kenapa aku ngeblog, meski pemahamanku tentang dunia blog sangat sedikit.
Nah, itu sedikit ceritaku tentang mengapa aku ngeblog, yang sebenarnya telah aku bahas satu tahun lalu di salah satu postinganku. Namun, karena waktu itu aku masih benar-benar pemula dalam dunia blog, aku merasa ada beberapa pengalaman baru yang harus aku ungkapkan.
Ngeblog itu unik
Ya, unik. Menulis di blog menghadirkan pengalaman berbeda dibanding menulis di media sosial atau Wattpad. Mungkin ketika aku menulis di Wattpad, yang harus aku pikirkan hanyalah alur cerita, penokohan, blurb, cover cerita, atau bagaimana caranya agar orang berdatangan ke blogku. Namun, kalau di blog, ada teknik tertentu agar tulisan kita lebih mudah terindeks ke Google. Apalagi ada aturan SEO On Page yang pada awalnya membuatku merasa bahwa menulis di blog sangat berat.
Tulisan terlihat premium
Seperti kataku sebelumnya, menulis di blog mengharuskan para blogger mempraktikkan teknik-teknik yang unik sebelum memposting tulisannya. Itulah yang membuat tulisan di blog terlihat lebih berisi dan dipercaya. Karena kita tidak bisa hanya mengawang-awang saja, tetapi harus ada riset dan merancang apa saja yang harus dipersiapkan untuk membuat blog kita menjadi matang.
Banjir Job
Jujur ketika aku memutuskan untuk ngeblog, aku hanya berkeinginan untuk menciptakan tulisan yang kuanggap sebagai passion-ku. Namun, ketika untuk pertama kalinya aku mendapat job blogger, rasanya sangat bahagia dan tentu saja ada kebanggaan tersendiri. Sampai teman-temanku bertanya, “Gimana sih caranya supanya dapat tawaran review produk? Keren banget, ih!” Sedangan aslinya aku hanya menulis semauku dan menaruh akun media sosialku di tools blog, tahu-tahu ada yang kirim pesan ke Instagram.
Branding Diri
Aku tipe orang yang sungkan promosi. Bukan tidak mau, tetapi lebih ke bingung. Takut mengganggu orang lain atau mungkin menciptakan hal yang kurang mengenakkan nantinya. Padahal kata seorang penulis yang sudah banyak dikenal karyanya, penulis yang tidak mau promosi adalah penulis yang tidak sayang terhadap karyanya. Namun, untukku yang kurang merasa nyaman akan hal itu, lebih menyukai posting tulisan ke media sosial.
Nah, sejak ngeblog, aku merasa ada peningkatan dalam hal branding. Aku mulai berani mempromosikan apa yang aku tulis dan mengajak orang-orang untuk berkunjung. Rasa sungkan itu mendadak hilang karena aku tahu tulisan ini lebih dapat dinikmati dibanding tulisanku yang lain. Teman-temanku juga sering membahas tulisanku dan merasa termotivasi. Hal-hal kecil seperti itulah yang mampu membuatku bahagia, meski aku belum dapat menghasilkan sesuatu yang wah.
Belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik
Sejatinya manusia adalah makhluk yang tidak luput dari kesalahan. Waktu-waktu yang telah dijalani seseorang, kerap kali menghadirkan kepahitan dan penyesalan yang tidak dapat terhindarkan. Bagiku, menyesali apa yang telah terjadi bukanlah hal bijak. Namun, mau mengakui kesalahan dan mengerti setiap hikmah atas hal yang terjadi, menunjukkan bahwa seseorang itu mau belajar menjadi yang lebih baik ke depannya.
Sebagai seseorang yang sering melakukan kesalahan, aku merasa bahwa ada banyak hal yang perlu kuubah. Sayangnya, aku tidak mampu memutar balikkan waktu dan menebus segala kesalahan yang pernah aku perbuat. Oleh karena itu, aku ingin berbagi kepada banyak orang tentang apa yang pernah terjadi dan bagaimana menghadapi hal tersebut, supaya orang lain tidak mengalami hal sepertiku. Karena aku masih ingat betapa pahit dan pilunya berada di posisi itu. Jadi, jika aku dapat menyelamatkan seseorang melalui tulisanku, mengapa tidak?
Berkembang bersama para penulis profesional
Aku tidak pernah membayangkan bahwa keputusanku untuk terjun ke dunia menulis, akan membuatku masuk ke lingkup menulis secara profesional. Aku mulai mengagumi teman satu komunitasku yang memiliki karir yang gemilang dalam menulis, serta berandai-andai untuk dapat menjadi seperti mereka. Namun, aku sadar kalau menjadi penulis profesional, jalannya tidak instan. Banyak hal yang harus dikorbankan, terutama waktu dan pikiran. Sayangnya, aku belum bisa seperti itu.
Aku menyukai tulisan teman-teman di ODOP Blogger Squad. Terkadang kalau membaca tulisannya, tidak menyangka bahwa aku dapat mengenalnya lebih dekat, dari hanya sekadar tahu. Mereka pun sangat baik dan suka sekali berbagi, yang membuatku cukup termotivasi untuk terus belajar dan berkembang.
Andai aku lebih pandai memanajemen waktu dan berusaha lebih giat dalam menulis, akankah aku bisa seperti mereka? Atau bisakah aku menghasilkan sesuatu yang membuatku lebih berguna lagi, dari sekadar menceritakan apa yang pernah kualami?
Aku harap. Suatu saat nanti karya-karyaku dapat membuatku lebih dikenal. Bukan sebagai orang yang rajin berbagi, tetapi sebagai orang yang memang diakui kemampuannya.
Well, enam poin di atas yang menjadi alasanku mengapa ngeblog. Semuanya murni dari pengalamanku ngeblog selama satu tahun ini, serta aku sisipkan harapan untuk karir menulis.
Semoga kita—aku dan kalian—dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih baik, terlepas dari apa pun bidang yang akan kita tekuni ke depannya. Serta kalian dapat mengambil pelajaran terbaik dari apa yang telah aku bagikan, terutama mengenai alasanku mengapa ngeblog.
Wah, asyik banget pengalamannya. Kalo mau nanya2 boleh japri aja kan? 🤩
BalasHapusOiya, tentu dong. Bakal aku jawab dengan senang hati 🤗
Hapus