Review Across The Universe #1 - Journalitz | Catatan Indah nan Menakjubkan

Judul: Across The Universe #1, Melintasi Semesta Bersama Bintang-Bintang

Genre: Fiksi Ilmiah

Penulis: Beth Revis

Deskripsi:

Amy adalah remaja yang dibekukan secara kriogenik di dalam pesawat angkasa luar Godspeed. Dia dan kedua orang tuanya akan menuju planet baru, Bumi-Centauri, tiga ratus tahun di masa depan. Tetapi 50 tahun sebelum Godspeed dijadwalkan mendarat, ruang krio 42 dibuka secara misterius, dan Amy terbangun dari tidur bekunya.

Seseorang mencoba membunuhnya.

Kini Amy terjebak di dalam pesawat itu. Seluruh penumpang Godspeed yang berjumlah 2.312 orang dikendalikan oleh Eldest, pemimpin yang otoriter dan menakutkan. Tetapi ada Elder, remaja pemberontak yang akan menjadi penerus Eldest. Elder terpesona pada Amy, sekaligus ingin membuktikan dirinya sanggup menjadi pemimpin.

Amy sangat ingin mempercayai Elder. Tapi bisakah dia menaruh keyakinan pada anak lelaki ini, yang tidak pernah tahu kehidupan di luar dinding-dinding kapal yang dingin? Amy hanya tahu dia dan Elder harus segera mengungkap rahasia-rahasia Godspeed sebelum orang yang telah membangunkannya mencoba membunuhnya lagi.

Review:

Across The Universe #1, Melintasi Semesta Bersama Bintang-Bintang merupakan karya trilogi pertama dari Beth Revis yang terbit pada tahun 2011 oleh Penguin Books. Sampul dengan sebuah siluet yang memiliki kesan dark, mampu mengundang rasa penasaran pembaca untuk mengetahui isi dari novel ini. Aku memaknai gambar dalam sampul ini sebagai ciuman di luar angkasa.

Dilihat dari judulnya, sudah dapat dibayangkan bahwa novel yang satu ini bertemakan perjalanan para tokoh dalam melintasi alam semesta.

Pesawat menjadi setting utama dalam cerita ini, di mana pesawat digunakan untuk terbang ke ruang angkasa demi mencapai planet yang kemungkinan dapat dihuni. Perjalanannya direncanakan selama 300 tahun.

Amy, seorang gadis yang dibekukan agar tetap hidup hingga para tokoh menemukan planet baru. Orang tua Amy cukup penting untuk kelangsungan hidup manusia di planet tersebut, tetapi Amy tidak begitu penting.  Oleh karena itu, dia dikeluarkan dari tabung pembekuan sebelum jadwalnya, tanpa pertanggungjawaban sama sekali.

Tema distopia pada novel ini sangat terasa, dibandingkan kisah perjalanan mengelilingi alam semesta. Akan tetapi, penggambaran tentang pesawat besar yang mampu menampung lahan peternakan, pertanian, perkotaan, dan lain sebagainya cukup menarik perhatian. Dengan seluruh lahan yang ada di pesawat, akan terasa menyiksa ketika orang-orang tidak dapat melihat langit atau laut karena semuanya adalah buatan manusia.

Penggambaran bintang-bintang di novel ini menunjukkan bagaimana cara para tokoh memandang bintang-bintang dengan kekaguman masing-masing.

Hal yang paling menarik di novel ini adalah misteri dan plot twist-nya. Tentang Eldest yang tertutup serta mengapa Amy dikeluarkan dari tabung pembekuan sebelum jadwalnya. Menurutku, plot twist dalam novel ini luar biasa. Barangkali plot twist yang ada akan ditebak pembaca menjelang akhir cerita, tetapi tetep meninggalkan kesan.

Novel ini memiliki alur yang sangat jelas dengan paduan bahasa yang mengalir, membuat pembaca dapat duduk pada satu tempat untuk menghabiskan bacaannya. Hanya saja, novel ini sangat seksual dan agresif. Pembaca yang tidak menyukai cerita berbau seks mungkin tidak akan menyukai buku ini. Penggambaran mengenai kekerasan seksual di novel ini dijelaskan secara eksplisit, tetapi mungkin itu adalah cara penulis dalam memberi gambaran dan pengetahuan betapa mengerikannya seks sebagai metode berkembang biak.

Overall, buku ini sangat menarik untuk dibaca. Awalnya aku memberikan bintang tiga setengah untuk novel ini. Namun, karena pendeskripsian bintang-bintang yang sangat mengagumkan serta gambar bintang-bintang di sampul yang cukup indah, aku akan memberikan empat bintang. Aku pikir ini pantas, mengingat isu-isu sosial yang diangkat cukup luar biasa.