Sesaat Sebelum Menghilang

Manifestasi waktu
Waktu. Mungkin istilah ini menjadi sesuatu yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita, bahkan sering kali membayangi kita setiap harinya.

Percaya atau tidak, seluruh hal yang kita lakukan selalu berpatok pada waktu. Waktu kerja, waktu sekolah, waktu makan, waktu mandi, bahkan waktu pengumpulan tugas pun memiliki batasan tersendiri.

Lalu, apakah waktu sepenting itu dalam kehidupan kita?

Tentu saja iya. Karena waktu tidak hanya sebagai menjadi acuan dalam beraktivitas, tetapi juga langkah yang dapat menentukan ke mana arah kehidupan kita esok hari. Apakah akan makin baik atau makin buruk. Bahkan salah waktu saja kita dapat mengubah suatu pencapaian menjadi sebuah kegagalan.

Setiap manusia tentu pernah mengalami kegagalan dan serangkaian penyesalan dalam hidupnya. Kerap kali mereka berharap bahwa mereka dapat kembali ke masa lalu, berada di waktu-waktu di mana semua bencana itu terjadi dan mengubah semuanya menjadi indah. Namun, akankah bila waktu terulang, hasilnya akan sama? Atau justru makin runyam dan membuat kehidupan mengharu biru?

Aku sendiri pernah berada di satu titik ketika sebagian hal yang aku sayangi menghilang dari kehidupanku. Teman-teman yang kusayangi, kehidupan yang penuh canda tawa, semangat yang membara, serta perhatian yang tertuju padaku, lenyap begitu saja. Aku marah pada takdir, mengapa semua harus terjadi padaku. Mengapa harus aku yang mengalami semua ini. Sakit sekali.

Tampaknya, aku terlalu egois untuk memahami bahwa apa yang terjadi kepadaku adalah akibat dari diriku yang tidak pernah dapat menghargai waktu. Lalu ketika semua yang berharga ditarik mundur dari kehidupanku, aku hanya dapat merenungi nasib dan berkata bahwa dunia tidak pernah adil. Padahal bukannya tidak adil. Hanya saja kita terlalu lama terlena pada kemilau dunia, serta kejadian pahit yang terjadi bertujuan untuk menyadarkan kita bahwa kita bukanlah apa-apa di muka bumi ini.

Singkatnya, aku menerima semua takdir itu, meski harus menata kembali kehidupanku dari nol. Namun, di situlah titik balik kehidupanku. Aku mulai mampu menghargai waktu bersama orang-orang yang masih setia kepadaku, memanfaatkan kesempatan yang aku miliki sebaik-baiknya, serta berani menghadapi tantangan dan sepenuhnya percaya bahwa takdir Allah memang indah. Hingga pada akhirnya hal-hal yang sempat hilang tidak hanya kembali, tetapi membentuk mentalku lebih kuat dari sebelumnya.

Aku pikir, tidak ada yang sia-sia di kehidupan ini. Sekalipun hilangnya sesuatu terasa sangat menyakitkan, tetapi pasti ada berkah yang dapat dipetik. Karena jika hal tersebut tidak pernah hilang, kapan kita dapat menghargai keberadaannya? Tidakkah kita akan terus mengejar ambisi dan mengejar apa yang kurang dari hidup ini, jika tidak pernah diperkenalkan dengan sakitnya kehilangan?

Maka dari itu, marilah kita berusaha lebih keras untuk menghargai apa yang ditakdirkan ada di hidup ini. Meski dirasa tidak menyenangkan, tetapi setidaknya hal tersebut sudah berada pada porsi yang tepat menurut Allah. Karena kisah yang penuh lika-liku akan terlihat indah di waktu yang tepat.
Fela Khoirul
Seorang gadis penuh teka-teki yang sedang berusaha menjadi lebih baik, melalui tulisannya. Memiliki ketertarikan pada skincare, mental health, dan relationship.

Related Posts

Posting Komentar