Menetralisir Keindahan melalui Lagu Merasa Indah – Tiara Andini

2 komentar

 Menetralisir hati agar tidak galau berdasarkan lagu Merasa Indah

Siapa yang tidak mengenal Tiara Andini? Penyanyi berusia 20 tahun ini merupakan runner-up Indonesia Idol musim kesepuluh yang terbilang sukses di dunia entertainment. Baru-baru ini Tiara merilis lagu Merasa Indah yang trending di beberapa platform. Lagu ini ternyata mampu menggetarkan hati masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang memiliki masalah dalam hal kasih tak sampai.

Penasaran dengan sosok Tiara dan makna lagu Merasa Indah? Yuk, simak informasinya.

Tiara Andini dan Merasa Indah-nya

Tiara Anugrah Eka Setyo Andini atau dikenal dengan nama Tiara Andini merupakan penyanyi pop yang lahir pada 23 September 2001. Perjalanan karirnya sebagai seorang penyanyi berawal ketika Tiara keluar sebagai juara kedua dalam Indonesian Idol pada tahun 2019-2020, meskipun sebelumnya dia sudah sering menyanyi khusus lagu Mandarin di acara-acara pernikahan China.

Hingga saat ini, Tiara sudah memiliki delapan buah lagu. Lagu-lagu tersebut adalah Gemintang Hatiku, Maafkan Aku #terlanjurmencinta, 365, Hadapi Berdua, Buktikan, Menjadi Dia, Merasa Indah, dan Janji Setia.

Lagu Merasa Indah merupakan sebuah lagu yang diciptakan oleh Yovie Widianto, yang dibantu penyusunan liriknya oleh sang anak, Arsy Widianto. Lagu ini telah dirilis sejak 17 Desember 2021 dan sudah banyak diperdengarkan di berbagai platform musik. Lalu pada 21 Januari 2022, Tiara merilis video lirik dari lagu Merasa Indah di kanal Youtube-nya dengan durasi 3 menit 28 detik.

Lirik lagu Merasa Indah memiliki makna yang begitu dalam tentang seorang wanita yang mencintai seorang laki-laki, tetapi laki-laki tersebut lebih memilih wanita lain. Dan sang wanita hanya dapat menahan kesedihannya ketika mengingat kisah manisnya bersama laki-laki itu.

Dari lagu tersebut, tergambar bagaimana sebuah hati bekerja. Hati yang belum sampai pada pelabuhannya, merasa sangat bahagia dan nyaman atas kedekatannya bersama seorang laki-laki yang telah lama dikenalnya. Lalu ketika sang laki-laki mengutarakan cintanya, muncul keraguan dan harapan secara bersamaan. Sayangnya, tidak semua hati dapat dipercaya. Karena ternyata laki-laki tersebut belum mampu menetapkan pilihannya dan berakhir dengan memilih perempuan lain yang dianggapnya lebih baik.

Luka yang tertinggal dari pupusnya cinta, tidak sembuh begitu saja ketika sadar bahwa cinta yang dimiliki tidak akan terbalaskan. Menerima bukan berarti merelakan, tetapi terpaksa sadar bagaimana posisinya. Kemudian kisah-kisah yang kembali terputar di memori, hanya membuat seseorang ‘Merasa Indah’. Dan tidak jarang menyalahkan dirinya karena telah mencintai seorang laki-laki yang salah.

Lagu Merasa Indah oleh Tiara Andini trending di Youtube
Berhati-hatilah pada Setiap Keindahan

Ketika mendengar lagu Merasa Indah, perasaan apakah yang kalian dapatkan? Perasaan haru karena liriknya sangat menyentuh hati? Ataukah rasa marah, kecewa, dan terpuruk karena merasa cinta sepihak begitu menyakitkan?

Eits, jangan baper dulu. Cinta merupakan fitrah yang ada pada seorang manusia. Cinta pun tidak harus ditujukan kepada pasangan, tetapi dapat juga kepada keluarga, teman, ataupun orang yang sudah dianggap dekat. Karena cinta adalah rasa tak terdefinisi yang membuat kita tersadar bahwa seseorang itu sangat penting, sehingga mampu membawa kita pada sebuah empati.

Semua kisah dimulai dari hal-hal yang indah. Seperti ketika masih kecil, kita banyak dihujani dengan kasih sayang dari orang tua dan orang-orang di sekitar. Bahkan saat itu kehidupan kita hanya diisi dengan makan, tidur, bermain, dan belajar. Tidak banyak kesedihan yang kita rasakan, selain nilai jelek dan pertengkaran-pertengkaran kecil bersama teman. Namun, ketika sudah beranjak dewasa, apakah semua masih sama?

Keindahan diibaratkan sebagai tingkatan dasar pada sebuah permainan. Ketika baru memulai perminan, semua masih aman-aman saja. Lalu ketika naik ke level yang lebih tinggi, akan banyak musuh dan rintangan yang siap mematikan kita. Akan tetapi, di situlah keseruannya. Makin banyak musuh, kita tentu makin bersemangat menjadi seorang pemenang, bukan?

Berkenalan dengan orang baru menjadi sesuatu yang sangat membahagiakan. Kita dapat berkomunikasi dengan seseorang yang unik, mengenal dunia yang lebih luas, berbagi canda tawa, dan menghabiskan waktu dengan pergi ke tempat spektakuler. Kedekatan tersebut yang semula hanya bertujuan untuk mengisi waktu luang, mulai berubah menjadi kenyamanan dan timbulnya rasa percaya terhadap orang itu. Akan tetapi, justru rasa percaya itu yang akan menjatuhkan kita karena harus siap dengan tidak tercapainya harapan yang telanjur kita titipkan kepada orang lain.

Apakah salah ketika percaya dan berharap kepada orang lain? Tentu saja tidak. Hanya saja perasaan merupakan sesuatu yang rumit dan mampu membuat seseorang menjadi lengah. Jika tidak memiliki pertahanan yang kuat, maka perasaan tidak rela dapat menjadi bumerang yang menyeret seseorang ke lubang kegelapan.

Jadi, kehati-hatian dan kesiapan mental sangat penting untuk dijadikan sebagai bekal dalam memulai hubungan. Karena dengan begitu, kita jauh lebih siap dalam menghadapi kemungkinan buruk di depan sana.

Membentuk Pertahanan Diri Agar Tidak Terlena pada Keindahan

Pada dasarnya, pertahanan diri akan terbentuk dengan kuat jika kita terbiasa dengan keadaan yang ada. Namun, itu artinya kita harus sering patah dan terlena pada keindahan. Sedangkan ketika mengarungi masa tersebut, kekuatan mental akan teruji penuh. 

Tidak perlu risau. Kita dapat membuat benteng pertahanan diri, sebelum memulai sebuah hubungan.

Cara membentuk pertahanan diri agar tidak mudah dibutakan cinta
1. Pahami bahwa kacamata tiap orang berbeda-beda

Setiap manusia memiliki pola pikir yang berbeda-beda, jadi akan ada banyak motif ketika seseorang melakukan sesuatu. Seperti ketika kita memberikan es krim stoberi kepada seseorang dan dia memakannya. Bukan berarti dia suka, tetapi bisa saja dia sungkan untuk menolak dan hanya sedang berusaha menghargai pemberian kita.

Ketika seseorang berperilaku manis, tidak menjamin bahwa dia menyukai kita atau posisi kita sangat penting untuknya. Bisa saja dia memang suka berbagi dan banyak orang yang telah dibagikan cinta olehnya. Jadi, kita perlu memahami hal tersebut sebagai kebaikan, tanpa mengharapkan hal yang lebih dari itu. Namun, jangan juga berprasangka. Karena selalu ada alasan kuat ketika seseorang melakukan suatu tindakan.

Jika kita merasa sebuah tindakan sudah berjalan berlebihan, maka kita memiliki hak untuk menanyakan makna dari tindakan tersebut. Karena berspekulasi tidak akan menghadirkan jawaban yang tepat, tetapi rawan salah paham.

2. Satu-satunya orang yang dapat diandalkan adalah dirimu sendiri

Pernah merasa seseorang begitu dapat diandalkan, sampai menjadikan mereka sebagai sandaran? Seperti penggalan lirik lagu Merasa Indah, “Sempat kau bersikap seolah sandaran jiwaku. Namun, apa artinya? Memilih hati yang salah.”

Terkadang kita melakukan kesalahan besar dengan menganggap seseorang yang selalu ada untuk kita sebagai seseorang yang paling dapat dipercaya. Lalu ketika untuk pertama kalinya dia mengecewakan kita, rasanya begitu sakit. Bahkan seolah-olah tidak ada lagi harapan untuk bahagia.

Eits, itu cara yang salah. Keberadaan seseorang yang menemani kita adalah berkah dari Tuhan. Jangan jadikan dia sebagai tumpuan harapan. Karena satu-satunya yang dapat diharapkan adalah diri sendiri, dengan Tuhan sebagai tempat untuk berserah. Dan hanya dengan kekuatan pada diri kitalah yang mampu membantu kita keluar dari suatu masalah.

3. Jaga kepercayaan dan jangan berikan kepada sembarang orang

Terkadang seseorang hadir ke hidup kita bukan untuk kita genggam, tetapi sebagai lentera yang bersinar terang dan sinarnya dapat meredup kapan saja. Namun, meski sudah meredup, kita mendapatkan banyak pelajaran berkat sinar tersebut.

Oleh karena itu, janganlah terlalu percaya kepada orang lain. Tetaplah waspada, tanpa terlalu curiga. Demi menjaga diri kita dari kepahitan yang mungin muncul. Sehingga ketika orang tersebut menghilang, kita tidak terlalu merasa hampa karena sudah memprediksi hal ini.

4. Bertindak secara kritis dan realistis

Cinta itu buta, begitulah kata orang-orang. Karena ketika sedang dimabuk cinta, seseorang akan kehilangan seluruh dunianya. Tidak hanya mood yang dapat berubah drastis, pola pikirnya juga tidak dapat berjalan dengan baik. Dan jika hal itu terjadi, kebenaran akan terlihat palsu di mata orang yang sedang jatuh cinta.

Pandanglah sesuatu dari segala sisi, meskipun rasanya meragukan. Ingat, tidak ada orang yang sepenuhnya benar, juga tidak ada yang sepenuhnya salah. Tetap dengarkan pandangan orang lain, saring pelan-pelan. Lalu kumpulkan pendapat yang ada untuk menjadi penentu keputusan. Jadi, jangan gegabah dalam menyikapi sesuatu. Karena emosi dapat melahap habis pikiran yang jernih.

5. Jangan mencurangi diri sendiri

Ketika kita mencintai seseorang, kita akan rela melakukan sesuatu untuk orang yang kita cintai. Baik itu pasangan, maupun sahabat. Kita rela mengubah apa pun yang salah, hanya agar orang itu bertahan di sisi kita. Namun, kita seakan lupa bahwa hal itu toxic. Hanya karena ingin mempertahankan seseorang yang tidak tulus, kita rela menjadi sosok lain yang membuat diri sendiri tidak nyaman.

Seharusnya sebelum memutuskan untuk mencintai orang lain, kita dapat mencintai diri sendiri terlebih dahulu. Lakukanlah perubahan untuk membentuk energi positif pada diri sendiri, bukan untuk mempertahankan sesuatu yang dapat hilang kapan saja. Karena sesuatu yang semu, hanya akan menyiksa kita secara perlahan.

6. Tetaplah menjadi yang terbaik dan kubur kenangan pahit

Kadang kita akan kehilangan sesuatu yang sangat berharga dan rasanya begitu menyakitkan. Kita akan menyalahkan diri sendiri dan berseru ‘gagal’ karena tidak dapat mempertahankan apa yang masih tersisa. Kemudian menutup diri dan takut pada apa yang terjadi di depan sana.

Jangan begitu, ya. Sekalipun kita salah, tetapi diri kita perlu pembelaan. Terima apa yang terjadi, resapi rasa sakitnya, dan perbaiki pelan-pelan. Kebahagiaan akan datang sendiri ketika kita sudah mampu belajar dari kesalahan dan pelan-pelan menetralkan perasaan.

Kesedihan tercipta bukan untuk menjebak kita pada truma. Akan tetapi, menyadarkan kita bahwa ada satu aspek yang keliru dan perlu diperbaiki. Kita harus belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bertahan sebagai si baik. Karena dunia hanya ingin kita mendapatkan yang terbaik.

Jadi, bagaimana? Sudahkah siap memulai sebuah hubungan atau justru merasa hal tersebut sebagai sesuatu yang rumit? Tenang, tidak ada yang tidak rumit di dunia ini. Membuat mi instan saja hanya melewati tahapan yang rumit, bukan? So, apa salahnya mencoba?

Demikian penjelasan mengenai cara menetralisir keindahan. Semoga ada pelajaran berharga yang dapat dipetik dari tulisan ini. Serta jangan lupa untuk menikmati lagu Merasa Indah dari Tiara Andini, siapa tahu hati kita makin baik-baik saja dalam menerima lara. Sampai jumpa di postinganku selanjutnya, ya!

Fela Khoirul
Seorang gadis penuh teka-teki yang sedang berusaha menjadi lebih baik, melalui tulisannya. Memiliki ketertarikan pada skincare, mental health, dan relationship.

Related Posts

2 komentar

  1. Kok nyesek ya :( btw aku ga tau lagunya xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Coba dengerin deh, bagus sih liriknya. Mayan buat menggalau, eaaaa

      Hapus

Posting Komentar