Sejujurnya aku tidak memiliki masa kecil yang dapat dijadikan sebagai favorit. Menurutku, masa kecil adalah masa yang tidak ingin kuingat karena hanya menghadirkan luka. Tapi, Kak Zulfa billang kalau luka harus ditunjukkan agar mudah disembuhkan. Atas dasar itu, aku pun memberanikan diri untuk membuka kembali luka itu.
Aku katakan bahwa masa kecilku itu kurang menyenangkan. Karena pada masa itu, aku belum merasakan menjadi manusia seutuhnya. Aku tidak memiliki teman main karena waktuku banyak kuhabiskan di rumah. Dulu teman mainku adalah anak-anak cowok yang suka berpetualang. Kami gemar plosotan di tiang listrik yang sebenarnya sangat berbahaya, hingga pada akhirnya tanganku terluka dan berhenti melakukan hal ini. Kami juga pernah mencari katak di sebuah halaman yang luas, lantas kembali melepaskannya. Kami pun pernah mencari yuyu di selokan dan merawatnya hingga tutup usia.
Sewaktu kecil orang-orang selalu bilang bahwa aku tidak bisa apa-apa dan tidak akan memiliki teman karena aku kaku. Ketika pelajaran olahraga dan kesenian, aku selalu ketakutan. Seperti dihantui anggapan bahwa aku tidak bisa apa-apa. Ya, aku memang sangat payah kala itu dan aku menerimanya. Beruntunglah anggapan itu tidak sedikit pun membuatku terpuruk, sampai aku berproses menjadi lebih baik. Aku sudah bisa melakukan apa pun yang perlu aku lakukan dan sudah dapat diandalkan. Bahkan ketika aku gagal, aku selalu kesal karena tidak dapat melakukan hal tersebut. Bagiku, semua hal dapat aku lakukan, seakan lupa bahwa dulunya aku adalah orang yang tidak bisa apa-apa.
Tapi, ada satu hal yang menjadi favoritku sewaktu kecil. Setiap pulang sekolah, aku selalu main ke rumah sahabatku. Kami berfoto-foto dan bernyanyi di depan rumahnya, tanpa peduli pada rasa malu ketika ada orang yang melihat kegilaan kami ini. Kami begitu polos dan apa adanya. Kedekatan kami pun diketahui banyak orang, sampai mereka paham kalau salah satu dari kami tidak ada di rumah, berarti sedang main ke rumah salah satu dari kami. Dan sampai sekarang, kami sering disuruh melakukan tugas berdua. Meski tidak dapat aku pungkiri, waktu menelan kedekatan kami. Kini kami sibuk dengan urusan masing-masing.
Oiya, sewaktu kecil aku tidak pernah memikirkan penampilan dan apakah aku terlihat cantik dengan apa yang aku kenakan. Jangankan memoles wajah, pakaianku hanya kaos dan celana jeans yang sederhana. Menyenangkannya, aku bahagia atas hal itu.
#30daysjournalingchallenge
#day5
@classicalclover_
Si kawan itu, Katik kah??
BalasHapus