Haru Biru Seputar Hidup

1 komentar

Hidup layaknya turnamen yang siap menyingkirkan orang-orang lemah yang tidak tahan uji. Bagi mereka yang tidak tahan uji, terdapat pengawal yang sigap menginjak serta membuang mereka jauh-jauh agar tidak merusak pertandingan. Sementara mereka yang kuat, akan terus berlari dan kembali menerjang segala rintangan untuk menjadi sang juara. Ingin atau tidak, bersedia atau tidak, serta tahan atau tidak, hidup ini adalah sebuah perlombaan di tiap-tiap detiknya.

Sejak kecil pun manusia sudah diajarkan untuk berlomba. Manusia yang cepat fasih berbicara, akan dijadikan pembanding bagi manusia lain yang memiliki kesulitan dalam berbicara. Mereka yang cepat membaca, akan dielu-elukan karena kemahirannya dalam mengeja di usia dini. Dan mereka yang cepat menghafal, akan tampil di baris terdepan menjadi si pintar.

Lantas, bagaimana nasib mereka yang tidak dapat melakukan apa-apa?

Mereka yang tidak dapat melakukan apa-apa atau termasuk dalam manusia lemah, akan berkumpul dalam satu barisan. Sorot matanya terus mengamati manusia-manusia lain yang menjadi juara. Kata ingin jelas menjerit dalam hati, tetapi tidak semudah itu untuk mengubah mereka menjadi seseorang yang terdepan. Harus ada usaha penuh, beserta keluarnya peluh dan air mata.

Sudah dikatakan sebelumnya, hidup itu adalah sebuah perlombaan. Dalam perlombaan memerlukan latihan-latihan yang menyakitkan untuk memperoleh hasil yang sesuai. Bahkan kerap kali dengan latihan yang menyakitkan itu, masih belum menghantarkan kita menjadi juara satu, dua, tiga, ataupun favorit.

"Apa bisa ya aku jadi seperti mereka? Memiliki segudang prestasi, dibanggakan oleh banyak orang, dan diterima di segala situasi?" ucap seorang gadis kecil yang menatap segerombolan orang yang menurutnya 'hebat' dengan mata berbinar.

Gadis itu lantas berjalan ke sebuah jendela besar. Meski sedikit buram, tetapi kacanya dapat dipergunakan untuk melihat pantulan dirinya. Tubuh kurus, hitam dekil, berantakan, dan tidak menarik. Jangankan untuk menjadi yang terdepan, membuat dirinya layak untuk bergabung dengan manusia lainnya pun meragu.

Caci maki lebih biasa didengarnya, dibanding ucapan yang melegakan. Ya, beginilah nasib jika seseorang hanya berada di deretan manusia lemah. Keberadaannya tak terlihat dan takkan pernah dianggap ada.

"Heh, minggir!"

Suara itu diikuti dengan sekumpulan orang yang berlari dari belakang, menerjang tubuh gadis itu yang membuat tubuh kurusnya bertatapan dengan tembok. Air mata pun luluh lantah, meresapi betapa tidak bergunanya dia di sini. Sementara di depannya tampak suasana haru biru, ketika orang-orang hebat itu diperebutkan oleh banyak orang untuk sekadar mengucapkan kata 'selamat'.

"Aku ingin merasakan seperti itu, barang sekali saja. Tuhan, apakah bisa?"

Gadis itu lalu berjalan meninggalkan area koridor yang membuatnya tampak seperti orang bodoh. Atap-atap bangunan yang sejak tadi melindungi gadis itu dari panas, kini menjelma menjadi langit biru yang terik.

Dia berhenti sejenak.

"Jika langit petang saja dapat menjadi langit secerah ini, bukan tidak mungkin jika aku dapat menjadi seseorang yang hebat. Aku hanya perlu berusaha dan takdir yang akan membawaku pada keberhasilan, layaknya malam panjang yang menyirnakan petang menjadi fajar," kata gadis itu yang semangatnya mulai membara.

Sebenarnya tidak ada yang kalah dalam hidup ini, hanya saja tidak banyak yang terus berjuang ketika jatuh berkali-kali. Kelemahan bukanlah ketetapan, melainkan garis perlombaan yang membutuhkan perjuangan. Apa yang ada dalam hidup manusia, baik berupa kepayahan ataupun karunia, adalah hal yang masih dapat berubah. Tinggal caranya saja dalam mengubah apa yang menjadi kebiasan.

Untuk menjadi yang terdepan, harus ada perubahan pola pikir yang mengarah pada hal positif. Seperti yang telah dilakukan gadis itu hari ini.

*****

Haru Biru: Kerusuhan, Keributan, Kekacauan, Huru-Hara

#31dwc
#31dayswritingchallenge
#dipaksanulis
#akuhidup
#hidupkeras
Fela Khoirul
Seorang gadis penuh teka-teki yang sedang berusaha menjadi lebih baik, melalui tulisannya. Memiliki ketertarikan pada skincare, mental health, dan relationship.

Related Posts

1 komentar

  1. Aku suka kata2 ny. Penuh energik fel.
    Semangat ya kamu.
    Keren tulisan nya.
    Selingkuh nya keren wkwkwk

    BalasHapus

Posting Komentar