Sepakat Selingkuh - Keping Dua - Journalitz | Catatan Indah nan Menakjubkan

Syafa berjalan mendekati seorang laki-laki yang sedang duduk di bangku taman dengan telinga memakai earphone. Senyum Syafa pun merekah melihat keberadaan sang pujaan hati. Mulai dihampirilah laki-laki tersebut, tanpa mengucap sepatah kata pun. Janggalnya, hingga Syafa duduk di sebelah sang laki-laki, tidak ada kata yang keluar dari keduanya. Mereka hanya diam, seperti orang yang tidak saling mengenal.

Januar, laki-laki yang ada di sebelah Syafa beralih posisi dengan menaruh bunga petikan di sela-sela tempat duduknya. Januar lantas melepaskan earphone-nya dan pergi begitu saja, tanpa suara.

Tidak ada niatan Syafa untuk mengambil bunga yang sengaja ditinggalkan Januar, gadis itu lebih memilih untuk mengeluarkan parfum dari tasnya dan menyemprotkan parfum tersebut ke tubuhnya dalam jarak yang lumayan jauh. Dada semprot tiga kali, leher semprot tiga kali, kedua pundak semprot tiga kali. Semprot-semprot sampai wangi lalu kelilipan.

"Ulalala, air raksanya merasuk ke mata. Jernih seketika," ucap Syafa sambil mengedipkan-ngedipkan matanya untuk menghilangkan parfum yang masuk ke matanya.

Merasa situasi sudah aman dan dirinya juga sudah wangi, Syafa pun menyambar bunga yang ada di sebelahnya dengan gerakan malu-malu kucing. Syafa mencium harum bunga tersebut. Tidak terlalu harum rupanya, masih lebih harum bau tubuhnya yang baru saja disemprot parfum satu liter.

From: Januar Kegelapan

Biarkan angin berbicara
Betapa rintih kasih meraung menginginkanmu
Jangan terus menyiksa
Ragaku terkikis karenamu
Terimalah bunga ini
Dan pecahkanlah teka-tekiku

Syafa senyum-senyum sendiri melihat pesan dari Januar. Dengan cepat Syafa mengetahui arti di balik pesan aneh yang dikirimkan Januar. Syafa pun bangkit dari posisinya, hendak menuruti kemauan Januar dan membiarkan angin menjawab kepingan kisah ini.