Jangan Terlalu Keras

6 komentar

Pernah merasa didikan orang tua sangat keras dan membuatmu tertekan? 


Siang tadi, aku sempat bergosip dengan teman-temanku mengenai kisah teman satu kampusku yang mendapat didikan keras dari orang tuanya. Temanku itu dididik dengan sangat keras agar menjadi pribadi yang tangguh dan tidak manja. Hal yang membuatku ngeri adalah mengetahui temanku dididik ala tentara karena dia adalah anak seorang tentara. Berada tiga hari dua malam di barak tentara saja sudah membuatku ingin kabur, apalagi jika harus bertahun-tahun mendapat didikan keras semacam itu. Bisa-bisa aku kawin lari. 

Orang tuaku sendiri adalah orang yang tidak neko-neko dalam mendidik anak. Kadang mereka keras dan sangat benci jika anaknya sampai menangis, tetapi tidak pernah menekan anaknya untuk menjadi 'sesuatu'. Harapannya tidak menggebu dan lebih membiarkan anaknya memilih apa yang mereka inginkan. 

Dengan seluruh kebaikan orang tuaku, aku seolah dibentuk untuk pandai dalam menentukan pilihan. Oleh karena itu, arah masa depanku selalu aku perhitungkan benar-benar agar tidak salah langkah. Aku tidak mau orang tuaku kecewa dan menjadi olokan keluarga besar karena 'aku gagal'. 

Ajaran agama lekat dalam hidupku karena memang orang tuaku cukup religius, bahkan mereka pun bertemu dalam acara keagamaan. Dulu sewaktu kecil, aku pernah dipaksa untuk Salat lima waktu, sampai menangis saking tidak mau melakukannya. Setiap Sabtu dan Minggu, aku diajari mengaji oleh ayahku. Orang tuaku selalu mengarahkanku menjadi manusia yang berguna untuk agamanya, termasuk meneruskan jejak ayahku yang dikenal mumpuni dalam agama. Namun, aku tetap diberi kebebasan dalam memilih jalan hidupku. Dan jalan hidup yang kupilih adalah hidup bebas, tanpa melupakan nilai-nilai agama. Aku berusaha untuk mengingat Allah di setiap langkah, meski tidak bisa menjadi seperti orang tuaku dalam hal agama. 

Aku merasa beruntung karena memiliki orang tua yang tidak terlalu memaksakan kehendaknya. Apa yang orang tuaku inginkan, masih dapat termaklumkan dan tidak menekanku untuk menjadi pribadi yang tidak aku sukai. 

Aku ingat sekali ketika hasil try out semasa SMA-ku dibagi, saat itu nilaiku sangat buruk. Padahal yang dipahami orang tuaku, nilaiku di atas rata-rata. Sebelumnya aku sudah tahu kalau nilaiku sangat anjlok, tetapi tidak aku beritahukan kepada orang tuaku. Sikap ibuku yang kurang suka dengan nilai di bawah tujuh, membuatku takut untuk melaporkan semua ini. Akhirnya ketika orang tuaku dipanggil untuk mengambil hasil try out, aku gelagapan. Takut jika aku akan dimarahi habis-habisan dan tidak diperbolehkan main Handphone lagi. 

Untung saja ayahku sangat baik dengan hanya memintaku untuk menaikkan nilaiku serta bersedia membelikanku buku apa pun untuk kembali menaikkan prestasimu. Hal yang paling membuatku merasa tidak enak adalah perjanjian antara aku dan ayahku yang tidak membiarkan ibu serta kakakku mengetahui hasil ini, supaya aku tidak kena marah. Aku bahagia sekaligus merasa bersalah dengan sikap baik ayahku. Jelas dari wajahnya tampil kecewa yang luar biasa, tetapi tidak ditunjukkannya. Akhirnya aku pun berjuang untuk terus belajar dan memecahkan soal yang tidak aku mengerti agar nilaiku dapat kembali baik. Hasilnya, aku berhasil masuk di perguruan tinggi favorit di kotaku. 

Dari hal-hal yang aku tulis di atas, aku hanya ingin memberitahu kepada kalian bahwa orang tua memiliki cara sendiri untuk mendidik anak. Baik dengan cara yang keras ataupun dengan mencurahkan kasih sayang secara terang-terangan. Semua sikapnya bertujuan untuk membentuk mental anak agar tangguh menghadapi dunia luar, terlepas anaknya akan kuat atau tidak. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa pembentukan mental  ini harus memperhatikan keadaan psikis anak. 

Orang tua dengan didikan keras, tidak akan berhasil membentuk mental anak jika anak tersebut belum siap menerima tekanan. Sebaliknya, anak tersebut akan merasa tertekan dan takut terhadap dunia luar. Akhirnya, anak menjadi jauh karena melihat orang tuanya sebagai monster. 

Ayolah para orang tua, jadilah teman yang baik untuk anak-anakmu. Didikan keras boleh diberikan, tetapi harus memperhatikan kebutuhan psikis anak. Jangan sampai kehendak orang tua, membuat psikis anak menjadi lemah karena hal tersebut akan berdampak buruk pada kelanjutan hidup sang anak.
Fela Khoirul
Seorang gadis penuh teka-teki yang sedang berusaha menjadi lebih baik, melalui tulisannya. Memiliki ketertarikan pada skincare, mental health, dan relationship.

Related Posts

6 komentar

  1. Senang ada yang cerita dari sudut pandang anak...dan maa syaa-Allah ayahnya keren sekali. Memberikan dukungan sekaligus kepercayaan, wow😍👏

    BalasHapus
  2. Iya, bknnya kita sbg anak ingin di manja. Tp yg aku rasakan kalo anak itu bth didikan yg sbenernya

    BalasHapus
  3. asik nih bekal kalau punya anak nanti. padahal jodoh aja belum punya wekawekaweka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kak Dwi sambil curhat, didikan memang sangat berperan ya

      Hapus
  4. Terima kasih kak, besok semoga q bisa menjadi calon ibu yang baik. Aamiin

    BalasHapus

Posting Komentar