“Selamat, Sayang. Aku telah menerima pengajuan selingkuhmu, kamu boleh
menjadikan Januar sebagai selingkuhanmu. Tapi, ingat, tetap aku yang kamu
cinta. Kalau sampai kamu berpaling ke lain hati, aku jilat-jilat wajah cantikmu
itu.”
Hanuun langsung memeluk pinggang Pier lantas menyandarkan kepalanya di bahu
Pier. Betapa bahagianya Hanuun hari ini karena berhasil meresmikan Januar
sebagai selingkuhannya Perkara Januar terlalu kaku untuk dijadikan selingkuhan,
itu dapat Hanuun atur. Yang terpenting Hanuun dapat membuktikan kepada dunia
bahwa dirinya memang menawan.
“Pier, mau mampir toko buku. Yayaya,” pinta Hanuun ketika dia dan Pier
melewati sebuah toko buku.
Pier tidak menjawab permintaan Hanuun. Tangannya digunakan untuk mengecek
suhu badan di dahi Hanuun kemudian mencocokkannya dengan suhu di pantat Pier. Ternyata
sama.
“Ih, Pier, suhu tubuhku gak sepanas kentutmu. Jangan disamain, dong.”
Hanuun langsung menekuk tangannya di atas perut sambil memanyunkan bibirnya.
Pier mencubit hidung Hanuun dengan gemas. “Bercanda, Sayang. Jangan ngambek
dong. Kamu terlalu seksi untuk aku samain dengan kentut,” ucapnya. “Lagian kamu
aneh sih, ngapain ngajak ke toko buku. Seorang Hanuun gitu, loh.”
“ih, kan, mau update status biar nitizen ngiranya aku anak rajin.
Habis itu pulang, deh.”
Jawaban Hanuun cukup mencengangkan, tetapi itulah yang Pier sukai dari
simpanannya ini. Dibanding Syafa, Hanuun lebih eksis dan pandai bergaul. Segala
hal yang ada di hidup Hanuun, selalu diabadikannya. Oleh karena itu, Hanuun
seperti melengkapi apa yang tidak ada pada Syafa. Menurut Pier, Syafa terlalu pendiam
dan kurang pandai dalam memikat hati orang lain. Akan tetapi, Pier sangat
menyukai cara Syafa berbicara, seperti orang yang memiliki pengetahuan luas. Dan
Pier butuh Syafa untuk diperkenalkan kepada teman-temannya, agar dikira
memiliki kelas tinggi dalam memilih kekasih.
Pier akhirnya mengiyakan permintaan Hanuun untuk masuk ke toko buku. Hanuun
memvideo setiap sudut di toko buku dan meng-update-nya ke aplikasi
Whatsapp. Setelah itu, Hanuun meminta Pier memfotonya saat membca buku. Tidak lupa
Hanuun berswafoto dengan Pier menggunakan filter kamera yang cukup aneh.
Pier dan Hanuun sudah selesai berfoto, tibalah saatnya untuk pulang. Namun,
sebelum hal itu terlaksana, Pier dan Hanuun tidak sengaja berpapasan dengan
Syafa dan Januar yang juga berada di sini. Mereka berdua melongo melihat keberadaan
Pier dan Hanuun sambil tangannya memegangi buku.
“Kalian … selingkuh?”
Pier, Hanuun, Syafa, dan Januar saling kaget ketika dihadapkan pada
keadaan yang menguak perselingkuhan mereka. Pier bertemu dengan Syafa, kekasih resminya
yang kedudukannya tidak lebih tinggi dari Hanuun di hati Pier. Hanuun pun
bertemu dengan Januar, selingkuhan barunya yang hendak diperalatnya sebagai
usaha tebar pesona. Sementara untuk hubungan antara Januar dan Syafa, tidak
begitu jelas. Mereka dekat dan sering menghabiskan waktu bersama, tetapi tidak memiliki
status yang jelas. Entah sebagai selingkuhan, teman, atau kekasih gelap.
“Ih, Pier, kesel ah. Kita udah kayak kucing garong, tahunya sama-sama
diselingkuhi. Lalu buat apa selama ini kita mainan petak umpet sama Syafa?” ucap
Hanuun kepada Pier.
“Iya, Sayang. Kecewa rasanya karena Syafa enggak buat laporan
pertangungjawab perselingkuhan. Dikira ini hati enggak punya bagian administrasi
kali, ya. Kalau mau selingkuhan ya harus lapor dong, biar enggak ada yang
ngerasa bersalah. Gak asique deh Syafa sama Januar,” sambung Pier,
memojokkan Syafa dan Januar yang tidak lihai dalam berselingkuh.
Sebenarnya Syafa merasa sakit hati karena kekasih dan sahabat baiknya
tega menikamnya dari belakang. Namun, karena kisah sakit hati dan usaha balas
dendam sudah terlalu pasaran, Syafa ingin memutar jalan cerita menjadi lebih jenaka.
“Hei! Sekarang zamannya Revolusi Industri 4.0 kali, laporan semacamnya
udah enggak zaman. Bagian administrasi hati pun udah di berada ujung tanduk
karena semuanya diganti sama kerja mesin. Sekarang serba digitalisasi,
terautomasi. Jadi, kalian sebagai tukang selingkuh, harus tanggap.”
Sebut saja mereka adalah pasangan gila yang pernah ada di dunia karena
itulah kenyatannnya. Cinta dan ketidakpuasan telah mengikis kewarasan manusia,
hingga mereka saling melakukan hal yang tidak wajar, yakni berselingkuh.
Selaku yang paling waras, Januar memberikan buku yang tadi selalu
dibawanya kepada Pier dan pergi begitu saja. Pier dan Hanuun saling memberikan
tatapan tidak mengerti atas perilaku Januar. Hanya Syafa yang paham mengapa
Januar melakukan hal tersebut.
“Enggak perlu mangap kayak gitu kalian. Balik aja bukunya dan lihat tulisan
apa yang ada di buku itu,” kata Syafa yang semakin membuat Pier dan Hanuun
tidak mengerti.
Pier segera membalik buku yang diberikan oleh Januar sesuai perintah
Syafa. Memang benar, Januar meninggalkan tulisan pada buku tersebut dan
tulisannya adalah tentang kesepakatan perselingkuhan antara mereka berempat.
Posting Komentar
Posting Komentar